Minggu, 12 Januari 2020

(Majelis ke 11) MA’RIFATULLOH (Fathur-Rabbany)

Pengajian Syeikh Abdul Qodir al-Jilany
Jum’at pagi 19 Syawal tahun 545 Hijriyah di Madrasah Al Namurah,

Beliau berkata:
Wahai Kaum sufi, kenalilah Allah, engkau jangan mendungu dari-Nya, taatilah jangan menentang-Nya, tepatilah jangan menelisihi-Nya, relakan atas ketentuan Dia jangan kau cabut, kenalilah Al-Haq melalui citaan-Nya. Dia adalah Dzat Pencipta, pelimpah rizki, pemula, penutup, lahir dan batin. Dia Maha Qadim.” Dzat Maha Kekal nan Abadi dan Dzat ayng bertindak menurut kehendak-Nya :

“Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanya.” (Qs.XXI:23).
Takutlah Dia jangan takut yang lain, berharaplah padanya jangan berharap kepada yang lain, berputarlah bersama kekuasaan-Nya, hikmah-Nya sampai menunudukkan kemauanmu. Beradablah bersama hitam di atas putih (Al-Qur’an) sampai datang apa yang mengitarimu dan Dia. Jadilah kamu pemelihara dari kehangusan syari’at yang ditunjukkan oleh-Nya. Arti tanpa gambar. Tiada yang bisa sampai ke ketentuan itu kecuali orang-orang shalih. Kami tidak butuh keluar lingkungan syari’at. Tiada orang yang tahu masalah ini kecali orang yang masuk di sana. Adapun yang mengenai permasalah Dia – Yang Esa – tidak perlu engkau ketahui. Jadilah kamu dalam segala usiamu berpeluk erat bersama Rasulullah saw. dengan menggenggam segala perintah serta mengikutimya, sampai engkau mampu menyeru penguasa kepadanya. Jika engkau bersedia ketika itu engkau mendapat konsesi Rasulullah saw. Masuk dan tetaplah di sana. Mereka disebut Abdal (pengganti) karena mereka tidak punya rasa kehendak yang bersama kehendak Allah. Dan jangan engkau pilih sesuatu bersama pilihan-Nya. Hukum ini hanya berjalan pada lahirmu. Untuk mengetahui amal lahirmu lalu memisah-misah amal khusus mereka. Kala derajat mereka dan persinggahan mereka bersih maka dalam diri mereka semakin bertambah perintah dan cegah. Tetapi yang ada adalah perintah-perintah syari’at yang harus dikerjakan di sana dan disandarkan padanya. Sedang mereka dalam lingkungan terpisah. Mereka tak henti-hentinya dalam keterasingan bersama Al-Haq. Hanya mereka datang dalam waktu ditentukan perintah dan larangan. Di sana mereka menjaga hukum-hukum syari’at itu sehingga tetap konstan selamanya dan tidak akan tanggal. Sebab meninggalkan bentuk ibadah wajib itu zindiq dan maksiat – berarti dosa besar – Jadi ketentuan ibdah-ibadah wajib itu tidak boleh tertinggal atas seseorang dalam situasi apapun.

Anak-anak muridku, benarlah, berdasar hukum dan yang terkandung di dalamnya, engkau jangan sampai keluar meninggalkan ketentuan-ketentuannya dan jangan engkau lupakan janji. Perangilah nafsu, setan-setan penguasa dirimu, juga tabiat dan dunia. Engkau jangan putus asa dari pertolongan Allah karena – hal itu pasti datang padamu – bersama keteguhan hatimu. Allah berfirman :
“Allah sesungguhnya beserta orang-orang yang sabar.”

Juga berfirman :

“Maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.” (Qs.V:56).
Lagi Firman-Nya :

“Dan orang-orang yang berjihad (untuk mencari keridhaan) Kami benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” (Qs. XXIX :69).

Tahanlah lisan dari pengaduan kepada manusia (makhluk), jadilah juru bicara Allah dan seluruh makhluk untuk menyeru mereka agar patuh dan membendung maksiat. Tahanlah mereka dari sesat, bid’ah dan mengikuti nafsu atau berjalin dengan nafsu. Seru mereka agar mengikuti Kitb Allah dan Sunnah Rasul-Nya.

Wahai manusia, muliakan Kitab Allah dan bertatakrama menurut pengajaran-Nya. Sesungguhnya ia menjadi penjembatan antaramu dan Allah. Jangan engkau katakan bahwa ia makhluk. Karena Allah berfirman : “Ini adalah Kitab-Ku.” Apa engkau berkata tiak? Barangsiapa menolak Allah, menjadikan Al-Qur’an makhluk, maka ia telah kafir kepada Allah, bahkan Al-Qur’an terlepas darinya. Itulah Al-Qur’an yang harus dibaca, inilah yang pantas di dengar, yang pantas kamu perhatikan dan inilah yang termaktub dalam Mushaf Kalam-Nya.

Imam Syafi’i dan Ahmad berkata :

“Kalam itu makhluk dan tulisannya yang ada di sana itu tidak makhluk.”
Hati adalah makhluk dan penjaga yang ada di sana bukan makhluk.
Wahai manusia ambillah nasihat dari Al-Qur’an dengan mengamalkannya; bukan dengan memperdebatkannya. Itikad itu kata yang terus dilaksanakan sedang amal itu menurut pelaksanaannya yang berjumlah (jumlah pelasanaannya). Jagalah iman di sana, bersedekahlah dengan hatimu, beramalah dengan semua organ tubuhmu, sibukkan dirimu dengan apapun yang membawa manfaat dan jangan jauhi akal dunia yang kurang.

Wahai manusia, berita kata itu tidak mesti dapat bebas dari hukum akal, nas tidak bisa tinggalkan qiyas. Engkau jangan tinggalkan saksi dan bersikeras menurut berita asal kata penuduh. Harta orang itu tidak bisa dirampas dengan cara pengakuan; tanpa ada penjelasan saksi. Karena itu Nabi bersabda :
“Seandainya orang itu bisa diambil pengakuannya niscaya suatu kaum mengakui berkait (bersaudara) dengan darah kaum yang lain beserta harta mereka, tapi kesaksian itu dari pihak penuduh, dan sumpah atas orang yang ingkar.”

Lisan yang alim tiada berguna jika hati dungu. Nabi saw. bersabda :
“Yang paling aku khawatirkan atas umat-Ku adalah orang-orang munaifk, yang berpengetahuan tinggi.”

Wahai Ulama, para dungu yang datang dan yang jauh; malulah kepada Allah, lihatlah hatimu sendiri. Jadilah dirimu di bawah perjalanan kehendak-Nya dan latihlah ia dengan membiasakan syukur atas nikmat-Nya, dan tautkan kilatan cahaya dalam gulita dengan kepatuhan. Bila hal ini nyata terjad padamu, tentu pemulyaan Allah datang untukmu bersama dunia akhirat.

Anak-anak muridku perangi keberadan ini sampai tak tertinggal satu pun yang kau cinta. Jika keberadaanmu sempurna dari masalah tersebut, ia jangan kau tinggalkan dalam dirimu. Siapa mampu menguasai ini tentu ia mengenal Dia. Inilah satu jenis dari manusia yang tidak menerima kata damai dari makhluk. Wahai munafik uji coba terdapat di pucuk-pucuk hatimu. Manusia kala melihat melalui hati mereka – selain Allah – mendapati keselamatan mereka dalam kedamaian di sna dan duduk di hadapannya, membuta di belakangnya, lisan mereka terputus dari pemalingan.

Peredaran siang malam, bulan dan tahun terjadi atas mereka, sedang mereka tetap berada dalam suatu kondisi yang tidak berubah bersama Allah. Mereka itulah kaum berakal di antara ciptaan Allah yang ada. Seandainya engkau melihat mereka tentu berkata : “Betapa bahagia mereka di hati kiamat.” Hati mereka selalu terisi duka cita remuk redam di hadapan Allah, juga tak henti-hentinya terisi rasa takut dan bising. Kala terbuka untuk menerima kebesaran dan keagungan-Nya niscaya di hati mereka semakin bertambah takut. Hati mereka terputus dan ertalian mereka tercerai. Pa bila hal itu terjadi atas mereka; itulah keterbukaan pintu rakhmat, kebagusan kelembutan dan harapan bagi mereka. Maka apapun yang ada pada diri mereka jadi tenteram.

Tiada yang paling aku cintai kala aku melihat kecuali masa pencaharianku untuk akhirat dan pencaharianku pada Allah. Sedang pencari dunia, makhluk, nafsu dan syahwat; cih, aku tak sudi berrbuat untuknya!

Anak kecil pada awalnya suka berkirab bermain debu dan benda najis lain. Mereka cenderung menuju kerusakan diri dengan mencuri-curi dari pengawasan orang tuanya. Bila berjalan suka beradu. Tapi kala ia terdidik dari semua itu, ia tinggalkan satu demi satu. Kerusakan itu berkelanjut berubah jadi perlakuan yang sopan di hadapan orang tuanya dan pembimbingnya.
Siapa dikehendaki oleh Allah kebaikan terjadi padanya niscaya ia berta’adub meninggalkan apa saja yang mengitari. Tapi siapa dikehendaki oleh Allah keburukan terjadi padanya tentu ia hidup bergumul di sekelilingnya lalu binasalah dunia dan akhiratnya. Allah pencipta penyakit dan obat, durhaka itu penyakit dan taat itu pengobat, aniaya itu penyakit dan adil itu pengobat, salah itu penyakit benar itu pengobat, menentang Allah itu penyakit dan taubat atas dosa itu pengobat. Obatnya hanya terbilang sempurna pabila makhluk engkau ceraikan dari hatimu kemudian menjalin dengan Allah.

Tiada kelepasan bagi hatimu sedang di sana ada makhluk bukan Allah. Seandainya engkau bersujud pada-Nya selama seribu tahun di atas bara, tapi hati engkau hadapkan selain untuk-Nya, sama sekali perbuatan itu tidak bermanfaat. Tiada hal itu berpengaruh untuk Dia kendati ibadah engkau persembahkan. Engkau tiada kan dapat untung sampai engkau lenyapkan segala keberadaan ini dari hati. Cih, mana berguna bagimu penampakkan zuhud disertai penujuan sesuatu dalam hati.
Engkau tahu bahw Allah mengetahui segala rahasia dalam cakrawala ini? Mengapa engkau tidak malu mulutmu berucap tawakal sedang hatimu tidak menuju Dia.

Anak-anak muridku, engkau jangan perdaya sifat Hilm (sabar) Allah, karena Dia amat keras marahnya. Engkau jangan perdaya ulama agar tidak acuh dengan Allah, karena setiap ilmunya itu berbeda dengan mereka. Mereka itu eksponen ulama yang mendapat hikmah dari Allah, Menyuruh manusia dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku dan tidak melarang atau mencegah sesuatu dan tidak menahan diri dari Allah.

Wahai Allah, berilah kami taubat juga untuk mereka. Anugerahkan pada kami untuk Nabi-Mu Muhammad saw. serta nenek moyang kami Ibrahim as. Wahai Allah janganlah engkau kuasakan di antara kami atas yang lain, manfaatkanlah antara kami, dan masukkan kami dalam rahmat-Mu, Aamiin.

(Majelis ke 10) TIDAK ADA BEBAN (Fathur-Rabbany)

Beliau berkata:

Sabda Nabi saw. :

“Aku dan golongan umatku yang taqwa memperoleh kelepasan dari beban.”

Taqwa tidak menjadi beban bagi penghambaan Allah, karena taqwa itu jelmaan dari tabiat kemanusiaannya. Ia menyembah Allah dengan lahir dan batininya tanpa ada rasa pembebanan untuk diri. Sedang untuk orang munafik dalam setiap situasinya – apa pun – menjadi beban, apalagi untuk menyembah Allah. Pembebanannya terrletak di bagian lahir jiwa dan menempatkan di bagian batiniahnya. Ia tidak mampu memasuki jalan yang dimasuki orang bertaqwa. Setiap tempat jadi panorama, setiap amal milik manusia dan perang dicipta juga milik manusia.

Wahai oang munafik bertaubatlah dari nifaqmu dan kembalilah dari pelarian munafiq. Bagaimana, engkau ditinggalkan-Nya, setan menertawakanmu. Jika kamu puasa, shalat, semua itu engkau lakukan demi makhluk bukan untuk Allah. Demikian pula jika engkau bersedekah mengeluarkan zakat dan haji. Perbuatan itu hanya kerja keras lagi memayahkan. Dalam waktu dekat engkau akan dicampakkan ke neraka Hawiyah bila engkau tidak segera bertaubat dan mengadukan diri atas kesalahanmu. Jagalah dirimu untuk mengikuti sunnah – bukan bid’ah – jagalah madzab kuno yang benar.

Celaka, engkau hafal Al-Qur’an tetapi tidak beramal darinya. Engkau pelihara sunnah Rasul tapi tidk beramal darinya. Maka, manakah pekerjaanmu yang berdasar sunnah? Engkau suruh manusia berbaik sedang kamu tidak melaksanakan baik. Engkau tahan mereka (dari berbuat buruk) tapi engkau tidak menahan dirimu dari perbuatan itu. Firman Allah :

“Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang kamu tidak kerjakan.” (Qs. LXI :3).

Mengapa engkau berkata tetapi tidak menepati, engkau tidak malu. Bagaimana engkau mengaku iman tapi tidak beriman? Iman adalah manifestasi dari kelurusan (tahan) uji. Ia  sabar membawa beban berat, ia pemberani (pelawan) ia pembunuh, iman adalah suatu hal termulia di atas segala dunia. Iman dimulyakan karena Allah semata dan bahwa nafsu diperhina karena setan. Barang siapaa meninggal pintu Al Haq tentu menuju pintu manusia. Barang siapa sia-siakan jalan Al Haq dan penaungan-Nya tentu duduk di jalan makhluk dan berlindung di sana. Barangsiapa dikehendaki oleh Allah kebaikannya, tentu pintu-pintu yang tembus makhluk ditutup baginya. Pemberi mereka diputus untuknya. Sehingga semua itu tidak berguna bagi dirinya.

Celaka, engkau riang dalam tempatmu di pagi hari, di musim dingin. Dalam waktu dekat akan datang musim panas dan menyedot air yang kamu simpan sampai kering, lingkunganmu mati karena musim panas itu pemutus (penghisap) air, sedang musim dingin menambah air melimpah. Jadi dirimu bersama Allah niscaya kamu beruntung, mulia, jadi pemimpin dalam menegakkan hukum.

Wahai sahay, hendaknya engkau menjaga perilaku, pakaian yang tidak pantas dan larilah dari kahluk dalam setiap tujuanmu. Bila engkau mampu ciptakan hubungan di bumi kelak untuk tempat akhirmu, lakukanlah! Adanya demikian semata untuk melatihmu sampai terpenuhi iman dan kekuatan pijak keyakinanmu, dan membuka mata hati lalu mengangkat kediamanmu dan terbang di angkasa menuju kekuasaan Allah; mengilingi dunia dari timur sampai barat, meliputi daratan, lautan tanah datar, gunung, dus mengelilingi langit dan bumi, sedang kamu bersama penjaga yang tesia. Ketika itu, lisanmu mekepas ucapan. Tanggalkan pakaianmu yang tidak kuat – dan sekarang – hadapilah manusia, keluarlah dari persembunyianmu, akrena, hakekatnya kamu sudah menjadi dokter bagi mereka tanpa menimbulkan rasa pedih dalam hati. Bahkan kamu tidak lagi mempedulikan sikap angkuh mereka, kebanyakan tabiat mereka, penghadapan mereka, pembelakangan mereka, pujian mereka dan cela mereka. Kamu juga tidak peduli lagi akan kejatuhanmu, karena kamu telah bersama Al-Haq.



Anak-anak muridku, fahamilah Pencipta kaunia ini dan bersopanlah di hadapan-Nya. Selagi hatimu jauh dari dia tentu kamu tetap berlaku tidak sopan di hadapan-Nya. Tapi bila kamu memperdekat diri baiklah adabmu. Ini laksana dua sahaya yang dipekak sebelum dikendarai raja, pabila telah dikendarai kendaraan mereka sama datang beserta perilaku meeka yang sopan, karena mereka dekat dengannya. Setiap individu dari mereka lari menuju Zawiyah (pondok tempat khalwat kaum zuhud) yang ditentukan. Penghadapan manusia itu menunjukkan penglihatan yang terbalik dari Al-Haq. Jika demikian maka tidak ada kata untung bagimu, sampai kamu tanggalkan tuhan-tuhan ciptaanmu, memutuskan causalita, meninggalkan penglihatan manusia dalam bentuk manfaat dan mudlarat.

Sesungguhnya kamu itu sehat-sehatnya orang sakit, terkaya daripada orang miskin, hidupnya orang mati, sampai kapan perlakuan ini kau tunjukkan di hadapan Allah Al-Haq, dan sampai kapan engkau berpaling dari Dia Sampai kapan penghidupanmu atas dunia dan pembinasaanmu atas akhirat? Sesungguhnya setiap individu darimu itu berhati satu, mengapa bisa mencintai dunia dan akhirat dalam satu waktu. Bagamana di sana terdapat dzikir sang pencipta dan yang dicipta dalam satu waktu, dan bagaimana hal itu bisa dihasilkan dalam satu situasi, satu kondisi dan satu hati? Yang demikian hanyalah dusta. Jauh sebelum ini Nabi saw. bersabda :

“Orang dusta itu suka menyisihkan iman.”

.Setiap bejana bisa menampung sesuatu. Perbuatanmu itu menunjukkan i’tikadmu, lahiriahmu menunjukkan batiniah. Sedang batiniahmu amat jelas bagi Allah dan orang-orang tertentu dari hamba-Nya. Jika mereka menerimakan sesuatu kepadamu maka beradablah di hadapan-Nya, dan taubatlah akan dosa-dosamu sebelum berjumpa dengan Dia. Kecilkan dirimu di hadapan Dia, rendahkan untuk-Nya. Pabila kamu berendah diri kepada orang-orang shalih berarti kamu telah berendah diri di hadapan Allah. Berendah dirilah karena orang berendah diri derajatnya ditinggikan Allah. Sebaik-baik perilaku di hadapanmu adalah yang engkau lakukan di hadapan orang yang lebih tua darimu. Nabi saw. bersabda :

“Barakah itu sebagian besar terdapat dalam orang-orang yang lebih tua darimu.”

Dikatakan : takwa itu melaksanakan perintah, mebghentikan cegah dan menetapkan Kitab dan Sunnah. Jika tidak, kamu termasuk orang tua yang tidak menetapkan pemulyaannya dan tidak mendoakan selamat atasnya, kalau begitu halnya ia tidak mengandung barakah. Orang tua yang taqwa, orang shalih yang wara’, kaum cendekiawan dengan ilmu dan orang-orang yang suci dengan amal, orang tua yang berhati jernih lagi berpaling dari selain Allah, oang tua yang berhati ma’rifat dengan Allah lagi alim, dekat dari-Nya; kala telah banyak pengetahuan hati dekatlah ia dari Al-Haq. Tetapi setiap hati yang cinta dunia maka ia tertutup dari Allah, dan setiap hati yang cinta akhirat maka ia dekat Allah.

Penutup kecintaan duniawimu mengurangi kecinntaan akhirat. Dan penetapan cintamu atas akhirat mengurangi kecintaanmu terhadap Allah. Ketahuilah, kemampuanmu jangan sampai jadi sebab penggoncangan jiwamu – yang tidak dikehendaki Allah--- Itu sebabnya di antara kaum Ulama adan yang berkata : “Barangsiapa tidak mengerti ketetapannya, maka diketahuinya ketentuannya itu jadi ketetapannya.” Jangan engkau berdiam di tempat yang menjadi tempatnya. Bila engkau masuk rumah jangan duduk di tempat yang kamu tidak disuruh oleh tuan rumah untuk mendudukinya.

Anak-anak muridku, sungguh kamu sia-siakan hidup berdasar ilmu dan menjaganya tanpa pengalaman. Itu mana mungkin bermanfaat bagimu. Nabi bersabda :

“Allah berkata di hari kiamat kepada para Nabi; Ulama : Kamu semua adalah para pengembala makhluk (umat) lalu apa yang kamu perbuat dalam penggembalaanmu. Dan Allah berkata kepada para pemimpin, orang-orang kaya : Kamu semua adalah pembawa kunci gudang-Ku, apakah kamu sudah bersambung dengan orang fakir, memelihara anak-anak yatim, menafkahkan darinya menurut kewajiban yang Kutentukan atasmu.”

Wahai manusia berpetuahlah menurut petuah yang datang dari Rasul saw. dan jadikan ia standar ucapanmu. Alangkah kesat hatimu! Celaka engkau wahai orang munafik, engkau harapkan aku agar keluar dari negeri ini. Seandainya engkau buat oleh permainan masalah untuk mengganti ketentuan ini, mengoyak-koyak organ tubuhku dan merobah bicara ini; sungguh aku lebih takut siksa Allah di hari mendatang.

Celaka! Engkau tertawakan aku, sedang aku berada di pintu Allah untuk menyeru manusia menuju-Nya, ku tunggu jawabmu. Wahai orang munafik niscaya engkau akan melihat siksa Allah dan siksa-Nya di dunia dan akhirat. Firman-Nya :

“Setiap waktu Dia dalam kesibukan.” (Qs. LV:29).

Bahkan setiap detik, waktu untukmu dan waktu untuk selainmu.

Anak-anak muridku, bila engkau ingin berlapan dada dan memperharum hati, maka engkau jangan denganrkan ucapan makhluk termasuk rayuan mereka.

Makhluk pertama itu bermasyarakat, dan yang kumaksud ini adalah makhluk (manusia) yang suka menyendiri, ya, kesendirian dari anak kendati hanya tunggal – keturunan Adam – lalu ia merobah arti yang pertama dan menggantinya. Penciptaan mereka dari air hinanya. Hatinya menyempit karena melihat polah manusia, maka berusaha mencari pintu rahasia milik mereka. Sehingga terjadilah untuk dirinya dunia akhirat, surga neraka. Jika ditelusuri seluruh makhluk dan keberadaan segala ini bermula dari satu. Kemudian semua keberadaan itu diserahkan kepada mereka bersama rahasia-rahasianya. Lalu di antara mereka ada yang tenggelam dan tidak tampak lagi. Di sana juga ada ketentuan seperti ketampaan itu, yang, jika diumpamakan kemampuannya akan sesuatu yang dikehendaki terajdi padanya. Tongkat Musa a.s. menelan bermacam tambang dan benda-benda lain, kendati dalam tongkat itu tidak berubah. Aku menghendaki agar Allah mengajarimu tentang hal itu; selain hikmah. Karena yang diperagakan oleh tukang-tukang sihir di hari pertunjukan tersebut merupakan ketinggian hikmah dan kecerdikan. Sedang yang nampak dalam tongkat Musa as. Adalah kehendak Dia, yang baisa disebut Mukjizat. Karena itu pemimpin tukang sihir berkata kepada salah seorang temannya : “Lihatlah Musa!” yakni keadaan dia.

Anak-anak muridku, kapan kamu tegak dari hikmah ke Qudrat, kapan kamu sambung amalmu dengan himah kehendak Allah, kapan kamu sambung kesimpulan amalmu di pintu yang memperdekat dirimu dari Tuhan, kapan kamu lihat cahaya ma’rifat menghadap hati awam dan khowash; jangan lari dari Allah karena takut cahaya-Nya.

Sesungguhnya coba Dia yang ditimpakan atasmu akan mempersejuk dirimu. Apakah engkau akan surut ke causalita dan meninggalkan pintu-Nya atau tidak? Apakah engkau kan kembali ke lahir atau batin? Kembali ke penemuanmu atau yang tidak engkau temui? Kembali ke suatu yang tampak atau yag tidak tampak? Wahai Allah janganlah Engkau memberi cobaan pada kami (melebihi kemampuan), Wahai Allah limpahkanlah rizki pada kami agar memperdekat dengan-Mu tanpa bala’. Wahai Allah perdekatlah dan lunakkanlah hati kami, wahai Allah dekatlah jangan jauh, tiada kuasa bagi kami untuk menjauh dari-Mu, tiada juga atas kerasnya coba. Rizkikan untuk kami agar dekat kepada-Mu, serta tiada api cobaan. Atau jika ada, atau tidak bisa tidak harus terjadi bersama api coba, maka jadikan untuk kami di sana pembalut kulit dari kehangusan api yang menyengat, Jadikan untuk kami api, seperti api Ibrahim kekasih-Mu, tumbuhkan di sekitar kami rerumputan seperti Engkau tumbuhkan di sekitarnya, dan kayakan kami dari segala sesuatu seperti Engkau memperkayakannya, jinakan kami, hadapkan kami seperti Engkau menghadapkannya dan peliharalah kami seperti Engkau memelihara Ibrahim, kekasihmu.

Ibrahim a.s. telah meraih pertalian (rafiq) sebelum berjalan (tariq), berumah sebelum bertetangga, berjinak sebelum takut, keras sebelum sakit, sabar sebelum dicoba, ridlo sebelum datang kepastian. Belajarlah dari bapakmu, Ibrahim as. Bertuntunlah dengannya baik kata atau perbuatannya.

Anak-anak muridku, usahakan bersama Allah selalu dan berdiam kala datang kehendak atau perbuatan-Nya. Sehingga engkau lihat kelembutan dari-Nya tanpa hingga. Dengarkan kamu, nama Jalunus Al Hakim? Bagaimana kebisuan dan kediamannya dalam menerima uji coba, sampai ia berhasil mengantongi setiap ilmu yang datang dari-Nya. Hikmah Allah tiada kan datang di hatimu oleh igauan dan kegoncanganmu terhadap Dia, apalagi engkau lari dari-Nya.

Wahai Allah, limpahkanlah untuk hamba pertalian ini, lepaskan dari ketergoncangan.

“Dan berikan untuk kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat, dan selamatkan kami dari siksa neraka.”

(Majelis ke 9) UJIAN BAGI ORANG BERIMAN (Fathur-Rabbany)

Beliau berkata:

Dari Nabi saw.

“Sesungguhnya Allah tidak menyiksa kekasihnya tetapi hanyalah mencobainya.”

Orang beriman tetap bertahan dari cobaan Allah, kecuali malah menghantarkan dirinya ke puncak kebaikan, baik di dunia atau di akhirat. Di antara cobaan itu adalah menerima bala’ dan sabar dalam menghadapinya tanpa mengadu kepada orang lain atau meminta bantuan kepada mereka – selain Allah – bahkan saat itu ia lebih giat sibuk bersama Dia.

Wahai orang yang disibukkan urusan dunia, sambutlah suara ini dalam tempat ini. Engkau bicara dengan mulutmu tanpa engkau ikuti dengan hati. Engkau berpaling dari Allah, juga firman-firman-Nya, dari Nabi-Nya dan para pengikut mereka, juga terhadap kebenaran orang-orang yang menjadi penerus mereka (‘ulama). Kamu pencabut kepastian dan ketentuan. Sungguh engkau terima pemberian makhluk – lebih kau utamakan – daripada pemberian Al-Haq. Rupanya tiada kalam dari Allah yang kau dengar, tidak juga dari suara-suara hamba yang shalih yang bisa membawamu taubat, ikhlas bertaubat dan konsisten di sana. Terimalah ketentuan atau kepastian yang tersurat atas dirimu. Jagalah apa yang membawa kemulyaan dan merendahkan dalam fakir dan kaya, dalam sehat dan sakit, dan tehadap apa pun yang engkau sukai atau bahkan yang engkau benci.

Wahai manusia ikutilah ini, sehingga praktis engkau menjadi pengikutnya, layanilah sehingga praktis engkau menjadi pelayannya, ikutilah yang lebih utama dan layanilah Dia sehingga ia menyertai dan melayanimu.

Wahai hamba jika kamu sedia melayani kau pun dilayani, jika kamu berhenti Dia pun berhenti. Layanilah Al-Haq, jangan sibuk lalu meninggalkan-Nya karena melayani para pemimpin yang tidak membawa mudharat atau manfaat. Mana saja mereka memberimu? Apakah mereka mampu memberimu apa yang tidak dibagi untukmu, atau mentukan  pembagian sesuatu yang tidak dibagikan oleh Allah. Tidak ada yang perlu diistimewakan untuk mereka. Pabila engkau berkata bahwa, peberian mereka itu mendahului, maka kafirlah kamu. Bukankah engkau tahu sesungguhnya tiada pemberi, tiada penolak, tiada pencelaka, taida yang qadim, tiada yang akhir kecuali Allah. Jika engkau berkata sesungguhnya aku tahu hal itu; maka ku katakan padamu : “Bagaimana engkau tahu? Dan mendahulukan selain Dia?”

Celaka, mengapa engkau rusak akhiratmu denga duniamu, bagaimana engkau rusak ketaatanmu kepada-Nya dengan mengganti tunduk pada nafsu, setan dan makhluk? Bagaimana engkau rusak taqwa dengan pengaduanmu kepada selain Dia? Tahukah engkau bahwa Allah pemelihara orang taqwa dan menjadi penolong mereka, pembenteng mereka dan sumber pengetahuan mereka, dan penyelamat mereka dari kebenciannya? Penglihatan hati mereka dan pelimpah rizki untuk mereka tanpa batas? Dia berkata ( dalam Hadits Qudsi?) :

“Wahai anak Adam malulah kepada-Ku seperti engkau malu kepada tetanggamu yang shalih.”

Sabda Nabi saw. :

“Apabila pintu seorang hamba terkunci, dan turun tirainya, dan tidak jelas dalam memandang makhluk, dalam kesunyian bermaksiat kepada Allah; atas ddirinya Allah berkata : “Wahai anak Adam, engkau jadikan Untuk-Ku pandangan yang mudah bagimu?.”

(Majelis ke 8) JANGAN HANYA HANYA LAHIRNYA YANG DI PERBAIKI (Fathur-Rabbany)

Beliau berkata: Bajunya nampak elok dan bersih hatinya kotor, berzuhudlah dalam kebolehan dan malas bekerja untuk makan guna mengisi agama, dan tidak mengenal wara (memelihara ddiri dari perkara haram dan subhat) terhadap makanan yang jelas haram. Bagi orang umum permasalahan itu tidak jelas tetapi bagi al khawash (abdal) sama sekali tidak – tetap jelas --- . Setiap zuhud dan kebaktiannya hanya dari lahirnya saja. Lahiriahnya memerintah, tetapi batiniahnya menentang.

Celaka kamu tunduk kepada Allah hanya dengan hati bukan meliputi acuan. Segala hal ini bergantung pada hati dan dimensi ketiga (sirr). Telanjangkan dirimu terhadap apa pun yang jiwamu bertempat di sana, hingga punya mu dicabut Allah tiada terasa sakit. Kosongkan dirimu hingga Dia bersamamu. Tinggalkan baju kelemahan dalam hak Allah. Lepaskanlah baju keberhentianmu bersama makhluk dan persekutuanmu bersama mereka, lepaskan baju syahwat, baju dungu, baju ujub dan baju nifaq, juga baju cintamu menerima makhluk dan penerimaan mereka atasmu, dan pemberian mereka untukmu, lepaskan pakaian dunia dan pakaian-pakaian akhirat. Tanggalkan pengitarmu, kekuatan dan kemarahanmu, campakkan dirimu di hadapan Al-Haq tanpa daya kekuatan dan tanpa mengenal henti dalam pertautan sebab (causalita), tanpa menyekutukan makhluk. Bila engkau laksanakan ini engkau akan melihat kelembutan Dia datang mengitarimu. Rahmat-Nya terkumpul untukmu, nikmat dan pemberian-Nya menutupimu. Tujulah Dia, putuskan dunia dengan telanjang. Jalanlah kepada-Nya dengan terputus dan terpusat dari selain Dia. Tujulah Dia dalam pencarianmu; yaitu pencarian yang bisa menyatukan dirimu dan mempagutkan jiwamu dengan kekuatan lahir dan batin. Sehingga kalaupun keberadaan ini terkunci untukmu dan yang berat dibebankan atasmu engkau tidak merasa berat, bahkan di sana ia menjagamu dari kelenyapan makhluk melalui tauhid yang engkau genggam, mengosongkan dunia dengan tangan zuhud dan mengosongkan segala selain Allah dengan genggaman cinta, sungguh sempurnalah; baik dan selamat, dan beruntung mendapat kebaikan dunia dan akhirat. Jagalah dirimu dari perbudakan nafsu, hawa dan setan-setan penunggumu sebelum mati. Jagalah kematianmu secara tertentu sebelum datang kematian sesungguhnya.

Wahai manusia sambutlah seruku ini, karena aku berdoa kepada Allah untukmmu agar dirimu tersampai ke pintu-Nya serta menaati perintah-Nya. Aku tidak mendoa-kanmu agar dirimu sampai ke pintu-Nya serta mentaati perintah-Nya. Aku tidak mendoakanmu untuk diriku pribadi. Orang munafik itu tidak mau berdoa kepada Allah untuk manusia umum, tetapi ia berdoa untuk diri sendiri, pencari untung dan penerima untung. Wahai orang dungu, mengapa engkau enggan mendengar suara ini dan bermalas-malasan dalam Biara bersama nfsumu. Pertama kali yang engkau butuhkan adalah persahabatan dengan orang-orang alim, membunuh nafsu dan segala sesuatu selain Allah, baru memungkinkan kamu memasuki tempat mereka. Maksudku adalah; orang berilmu, setelah itu menyendiri bersama mereka dan bertempat dalam kediaman sendiri bersama Al-Haq. Kalau demikian sudah jelas sempurna atasmu niscaya engkau akan merobah menjadi pengobat manusia lain, menjadi penjembat memperoleh petunjuk atas konsesi Allah. Lisanmu terpelihara tapi hatimu maksiat. Lisanmu penuh memuji Allah tapi hatimu lari dari-Nya. Lahirmu Muslim tapi hatimu kafir. Rupanya hatimu seperti gamping yang runtuh dari rumah mandi. Bila hal ini terjadi terus menerus padamu, berarti setan berrhasil membangun pos-pos dalam hatimu dan menjadi pemukimannya yang paling strategis.

Orang beriman tentu menjunjung penghidupan batininya untuk menghidupkan lahiriah. Mereka laksana pekerja rumah yang memberi harta kepada setiap orang yang memasukinya, padahal pintunya runtuh. Setelah penghidupannya sempurna lalu mereka memperbaiki pintunya. Demikian Bidayah Allah dan Ridha-Nya, baru mereka berpaling menuju makhluk (manusia) dengan izin-Nya. Bidayah akan menghasilkan akhirat lalu akan mendapatkan bagian dari dunia.

(Majelis ke 7) SABAR (Fathur-Rabbany)

Beliau berkata:

Ya Allah limpahilah rahmat bagi Kanjeng Nabi Muhammad Saw dan keluarganya.

“Berikanlah kami kesabaran dan berikanlah keteguhan langkah kami.” Limpahilah anugerahMu yang banyak, limpahilah rizki syukur atas anugerahMu…”

 Wahai para kaum….

Bersabarlah kalian semua, sesungguhnya seluruh isi dunia ini hakikatnya adalah bencana dan musibah. Sedikit sekali yang bukan musibah. Setiap rasa nikmat melainkan diiringi oleh derita. Dan setiap kesenangan, melainkan ada kesedihan. Tak ada keleluasaan yang muncul melainkan disana ada kesempitan. Berikanlah dunia dan kehidupanmu, raihlah bagianmu dari dunia dengan aturan syar’y. Karena aturan Ilahi itu merupakan terapi bagi penyakit dari duniamu.

 Anak muridku….

Berjalanlan di alur syariat jika anda menghendaki. Dan raihlan melalui tangan “Amr Ilahi” manakala anda tergolong kaum sufi. Dan melalui tangan Kinerja Allah Ta’ala anda meraihnya, manakala anda tergolong orang yang patuh, orang yang sudah sampai kepadaNya. Dengan langkah kepadamu, dan Perintah yang memerintahmu serta mencegahmu, sedangkan KinerjaNya menggerakkan apa yang ada dalam dirimu.

Manusia itu terbagi tiga kelompok. Kelompok awam, kelompok khowash dan kelompok khowashul khowash (sangat khusus).



Manusia awam adalah muslim yang taqwa, yang memegang teguh aturan syariah dalam ibadahnya, dan mereka ini masuk dalam kategori firman Allah swt:

“Apa yang datang dari Rasul ambillah, dan apa yang dilarang bagimu, hindarilah.”



Jika hal ini bisa sempurna lahir maupun batin, hati hamba akan cemerlang, lalu hatinya merasa cukup karena berpegang pada syara’, lalu ia meraih Ilham dari Allah Ta’ala, karena IlhamNya ada dalam segalanya,

sebagaimana firmanNya:

“Maka Allah mengilhaminya, baik sikap menyimpangnya dan ketaqwaannya.”

Hamba ini begitu bertaqwa hatinya dan terus memandang Ilham Ilahi. Tandanya ia meraih dzahirnya perintah, bahwa dalam kehidupan ini ada yang merajai dimana kekuasaan ada di TanganNya.



Lalu cahaya hatinya memancar karena itu, setelah menjalankan ibadah syariatnya dengan kekuatan imannya dan tauhidnya, setelah hatinya keluar dari dunia dan jagad makhluk ini dengan segala keruwetan dan busa-busanya. Lalu datanglah subuh hari, datanglah cahaya iman, cahaya taqarrub dari Tuhannya Azza wa-Jalla. Cahaya amal dan cahaya kesabaran, cahaya kasih dan ketentraman. Semua ini buah dari ibadah menurut aturan syariah, dan berkah dibalik semua itu.



Sedangkan para Abdal (Wali Abdal) adalah kaum Khowashul khowash justru yang memberikan fatwa syara’, lantas mereka ini memandang perintah Ilahi, Kinerja, Gerak dan IlhamNya. Selain itu semua berarti kehancuran dalam kehancuran, sakit dalam kesakitan, haram dalam keharaman. Kepusingan dalam pokok agama, rumit dalam hati dan runyam dalam jasadnya.



Wahai kaum Sufi.

Apa yang diberlakukan oleh Allah Ta’ala bagi dirimu, sesungguhnya agar kamu memandang bagaimana kamu memberlakukannya? Apakah kamu bisa kokoh atau sebaliknya malah lari? Apakah kamu jujur atau mendustai? Sebab siapa yang tidak selaras dengan kepastianNya, tidak meraih kasih sayang dan tidak meraih keselarasan. Siapa yang tidak rela pada ketentuanNya, maka tidak akan meraih ridloNya. Siapa yang tidak memberi tidak diberi.



Wahai si bodoh, kamu ingin berubah dan berganti sesuai dengan seleramu. Kamu jadi tuhan kedua dengan menginginkan agar Allah Azza wa-Jalla berselaras dengan dirimu. Kamu harus membalik pandanganmu, agar kamu benar. Kalau bukan karena takdir-takdir itu, kamu tidak akan tahu mana klaim-klaim kebohongan, dan ketika tertarik, maka jelaslah disana, mutiara-mutiara. Ingkarilah nafsumu yang senantiasa kontra kepada Allah Azza wa-Jalla. Kalau kamu bisa kontra pada nafsumu, kamu pasti bisa kontra pada selain dirimu. Atas kekuatan imanmu, kamu bisa menghapuskan seluruh kemungkaran jiwamu. Tapi karena kelemahan imanmu pula, kamu hanya duduk di rumah dan enggan menghilangkan kemungkaran hatimu.



Langkah-langkah iman itu adalah kekuatan yang bisa jadi bekal untuk mengapai syetan-syetan manusia dan jin, yang bisa membuat kokoh ketika kamu menghilangkan cobaan dan bencana. Pijakan-pijakan iman yang ada, jika tidak memiliki langkah kuat, jangan disebut iman. Singkirkan semuanya, dan Cintailah Khalik secara total. Bila Dia menghendaki, Allah akan memberikan limpahan cintaNya padamu hal-hal yang kau benci, tetapi engkau tetap terjaga di sana. Karena Dialah Yang Membuat Cinta, bukan dirimu, sebagaimana sabda Nabi SAW.:

“Ada tiga hal dari duniamu yang membuat aku mencinta: Wewangian, wanita, dan kesejukan jiwa dijadikan padaku dalam sholat.”



Beliau dilimpahi cinta itu setelah menyingkir, meninggalkan, zuhud dan berpaling. Karena itu kosongkan hatimu dari selain, sehingga jika muncul kecintaan semata karena kehendakNya.

(Majelis ke 6) NASIHAT SEORANG MU’MIN KEPADA SAUDARANYA (Fathur-Rabbany)

Beliau berkata:

Qalbu orang-orang beriman senantiasa bersih, suci dan melupakan makhluk, terus menerus mengingat Allah Azza wa-Jalla, melupakan dunia, mengingat akhirat, melupakan apa yang ada padamu, dan mengingat apa yang ada di sisi Allah Ta’ala.



Kalian bisa terhijab oleh mereka dan seluruh apa yang ada pada para makhluk itu, disebabkan kesibukanmu dengan dunia dan melalaikan akhirat. Kalian meninggalkan rasa malu di hadapan Allah Azza wa-Jalla, sehingga kalian tersungkur di sana. Karena itu terimalah nasehat kawan anda yang mukmin dan anda jangan kontra. Karena dia yang tahu apa yang ada pada dirimu, hal-hal yang anda tidak tahu tentang dirimu. Karena itu Rasulullah SAW bersabda:

“Orang mukmin adalah cermin bagi sesama mukmin.”



Mukmin yang benar dalam nasehatnya bagi sesama mukmin, akan menampakkan kejelasan apa yang tersembunyi pada saudaranya, yang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Ia mengenalkan mana yang menjadi kebaikan dan mana yang berdampak keburukan. Maha Suci Allah yang telah memberikan anugerah di hatiku untuk menasehati makhluk dan hal demikian telah dijadikan sebagai hasrat besarku.



Saya menasehati dan saya sama sekali tidak menginginkan imbalan. Sebab akhiratku telah menjadi bagian sukses bagi diriku di sisi Tuhanku Azza wa-Jalla. Aku tidak mencari dunia, karena aku bukan budak dunia, juga bukan hamba akhirat, bahkan bukan hamba selain Allah azza wa-Jalla.

Aku tidak menyembah kecuali hanya kepada Sang Pencipta, Yang Esa, Yang Maha Esa nan Qadim. Kepuasanku ada pada kebahagian kalian, dan kedukaanku jika kalian hancur celaka. Jika aku melihat murid yang benar dan benar-benar telah meraih kemenangan melalui diriku, aku merasakan kepuasan dan kelegaan, bahkan kegembiraan, karena bagaimana hal itu terjadi melalui diriku?



Anak-anak muridku….

Hasratku adalah anda, bukan diriku. Jika anda bisa berubah, itu demi anda, bukan demi diriku. Aku hanya menggambarkan pelajaran, dan sesungguhnya yang membuat aku senang, semata karena ini semua hanya untuk dirimu.



Wahai para kaum Sufi

Tinggalkan takabur di hadapan Allah Azza wa-Jalla dan takabur di hadapan sesama makhluk. Lihatlah kadar diri-diri anda, dan rendah hatilah dirimu.

Awalmu hanya setets air hina, dan akhirmu hanyalah bangkai yang terbuang. Karena itu kamu semua jangan tergolong orang yang tamak dan dikendalikan hawa nafsu. Hawa nafsu yang mendorong anda untuk memasuki pintu-pintu penguasa untuk mencari sesuatu dari mereka, untuk mendapatkan bagian atau pemberian mereka, padahal bagian yang diberikan itu begitu hinadina.

Kanjeng Nabi SAW, bersabda:

“Siksa paling dahsyat dari Allah Azza wajalla pada hambaNya, adalah ambisinya si hamba untuk meraih apa yang tidak dibagikan padanya.”



Betapa celakanya, wahai orang bodoh terhadap takdir dan bagian dari Allah. Apakah kalian menyangka bahwa generasi dunia ini mampu memberikan bagian pada kalian, hal-hal yang bukan bagianmu? Tetapi anda perlu ingat, bahwa waswas (godaan) syetan yang terus menggoda kealam dan hati anda, sampai anda tidak lagi menjadi hamba Allah Azza wa-Jalla, dan menjadi hamba diri anda sendiri, menjadi budak nafsu dan syetan anda. Menjadi budak naluri, harta dan uang anda. Hati-hatilah mana tempat kemenangan dan kebahagiaan sampai anda mampu menempuh jalan ubudiyah anda.



Diantara para Ulama sufi mengatakan, “Siapa yang tidak mengenal tempat kebahagiaan hakiki, pasti tidak pernah bahagia.” Anda mengetahua tempatnya, tetapi anda hanya mengenal melalui kedua mata kepala anda, bukan dengan matahati dan rahasia batin anda. Iman anda hanya melintas belaka, sampai anda hanya melihat tidak dengan penglihatan hakiki.

Allah Azza wa-Jalla berfirman:

“Sesungguhnya bukan mata yang buta, tetapi yang buta adalah matahati yang ada di dalam dada.”



Si tamak yang memburu dunia dari tangan makhluk telah menjual agama dengan debu, menjual apa yang abadi dengan yang fana, lalu dia tak mendapatkan kedua-duanya. Sepanjang iman anda kurang, anda merasa kurang dengan dunia dan kehidupan anda hanya untuk merebut sesama, sampai agama anda tergadaikan dan anda merasa bisa makan dari mereka.

Namun sepanjang iman anda sempurna, anda akan senantiasa mampu bertawakkal jiwa anda kepada Allah azza wa-Jalla dan keluar dari sebab akibat duniawi, memutuskan hati pada budak dunia menuju kepada Allah Ta’ala, lalu hati anda pergi menjauh dari seluruh makhluk.



Disinilah hatimu bisa keluar dari negerimu, keluar dari keluargamu, keluar dari took dan popularitasmu.

Lalu anda menyerahkan semua itu pada mereka, seakan-akan Malakat Maut hendak menjemput anda, anda seperti sedang disambar oleh kamatian, seakan-akan bumi hendak menelan anda, dan gelombang takdir telah meraih anda memasukkan ke dalam lautan ilmu dan menenggelamkan anda di sana. Siapa yang mampu di tahap ini, segala penderitaan dunia tidak berpengaruh baginya, sebab dunia hanya pada lahirnya, bukan masuk dalam batinnya. Bahkan dunia untuk yang lain bukan untuk hatinya.



Wahai para kaum….

Jika anda semua mampu melakukan apa yang saya sebutkan itu, mampu mengeluarkan sebab akibat dunia dan ketergantungan padanya dari hatimu, anda akan meraih kemenangan dari segala segi. Jika anda tidak mampu meraih semua itu, paling tidak sebagian ajaran itu anda dapatkan.

Nabi kita SAW bersabda:

“Kosongkan dirimu dari problema duniawi semampu (semaksimalmu).”



Anak-anak muridku…

Jika kamu sekalian mampu mengosongkan hatimu dari dunia, lakukanlah. Jika tidak, maka cepatlah larikan hatimu menuju kepada Allah Azza-wa-Jalla. Gantungkan hatimu pada Rahmat Allah Ta’ala, sampai problema dunia keluar dari hatimu, karena Allah azza wa-Jalla Maha Kuasa atas segalanya dan Maha mengetahui. Pada KuasaNyalah segalanya tergenggam. Kokohlah di pintuNya, mohonlah agar hatimu disucikan dari selain DiriNya, lalu dipenuhi iman dan ma’rifat padaNya, mengenalNya dan cukup denganNya, jauh bergantung pada makhlukNya. Mohonlah agar dianugerahi Yaqin, dan kemesraan qalbu bersamaNya, kesibukan fisik untuk taat padaNya. Mohonlah semuanya dariNya bukan dari selain Dia. Jangan sampai anda menyerahkan pada sesama makhluk, tetapi serahkan padaNya, bukan lainNya. Engkau bermuamalah denganNya dan bagiNya, bukan bagi yang lain.



Anak muridku….

Kefahaman teoritis dan ucapan, tetapi tidak disertai amal qalbu, membuat anda tidak bisa melangkah kepada Allah Ta’ala, walau pun selangkah. Perjalanan adalah perjalanan Qalbu. Kedekatan adalah kedekatan rahasia qalbu. Amal sesungguhnya adalah amal hakiki disertai disiplin pada aturan syar’y dalam gerak fisik badan kita, dan Tawadlu (rendah hati) kepada Allah azza wa-Jalla dan kepada para hambaNya.



Siapa yang mengukur dirinya dengan hasrat diri sendiri, maka tidak akan dapatkan ukuran benar. Siapa yang memamerkan amalnya pada makhluk, bukanlah disebut amal. Amal sesungguhnya justru tersembunyi, kecuali hal-hal yang fardlu, yang harus ditampakkan. Dan anda telah sembrono dalam melangkahkan jejak asas jiwa anda. Tentu tidak ada manfaatnya manfaatnya anda membangun sesuatu di atasnya, karena bangunan akan roboh.



Fondasi amal adalah Tauhid dan Ikhlas. Siapa yang tidak berpijak pada Tauhid dan Ikhlas, tidak akan meraih amal. Kokohkan asas fondasi amal anda dengan Tauhid dan Ikhlas, lalu bangunlah amal itu dengan Daya Allah Azza wa-Jalla, bukan dengan kekuatan dan dayamu. Tangan Tauhid adalah penegak, bukan tangan syirik dan kemunafikan. Orang yang bertauhid adalah yang mampu meninggikan derajat amalnya, bukan pada orang munafik.



Ya Allah jauhkan diri kami dari kemunafikan dalam seluruh tingkah kami. Dan berikan kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat, dan lindungi kami dari azab neraka.

(Majelis ke 5) SEBAB CINTA ALLAH KEPADA HAMBA-NYA (Fathur-Rabbany)

Beliau berkata:

Anak-anak muridku semua, manakah sesungguhnya Ubudiyah yang benar kepada Allah Ta’ala? Betapa jauh anda meraih hakikatnya. Raihlah rasa cukup bersama Allah dalam seluruh perkara kehidupan anda.

Anda adalah hamba yang pergi dari tuan anda, dan kembalilah kepadaNya. Merasalah sebagai hamba yang hina dan rendah hatilah di hadapanNya, mengikuti perintah dan menjauhi laranganNya. Bersabar dan berselaras terhadap ketentuanNya. Bila semua ini sudah anda lakukan dengan sempurna berarti pengabdian anda pada Tuan anda sudah maksimal, dan anda bisa merasa cukup bersama Allah.

“Bukankan Allah telah mencukupi hambaNya?”



Jika ubudiyah anda benar Allah pasti mencintai anda yang anda rasakan dalam hati anda, yang membuat hati anda mesra bersamaNya. Taqarub anda pun tanpa disertai susah payah, dan anda tidak merasa kesunyian karena Allah bersama Anda, sehingga anda terus menerus Ridlo kepadaNya dalam segala hal. Bahkan jika saja dunia ini terasa sempit bagi anda dan peluang-peluangnya tertutup, maka Allah Yang Maha luas tetap bersama Anda. Bahkan anda tidak ingin makan makanan selain dariNya, anda pun akan berselaras dengan Nabi Musa as, ketika Allah berfirman:

“Dan Kami haramkan pada Musa untuk disusui para wanita penyusu sebelumnya.” (Al-Qashsah, 12)



Tuhan kita Azza wa-Jalla, senantiasa Melihat dan Menyaksikan segalanya, dalam segala sesuatu senantiasa Hadir, Dekat dengan segalaNya, tidak butuh pada segalaNya. Lalu kenapa mesti ada keingkaran setelah mengenalNya? Celaka anda ini. Anda sudah mengenalNya kenapa harus mengingkariNya berkali-kali? Kalau anda tidak segera kembali kepadaNya, anda akan terhalang dari semua kebaikan. Karena itu bersabarlah bersamaNya, dan jangan bersabar untuk jauh dariNya.

Ketahuilah, siapa yang sabar akan mendapatkan kemampuan. Mana akal dan kehidupan anda? Allah sampai berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah dan jadilah orang yang penyabar, berkaitlah kepada Allah dan bertaqwalah pada Allah agar kalian semua meraih kemenangan.”



Banyak ayat tentang kesabaran yang menunjukkan adanya kebaikan dan kenikmatan, balasan dan pemberian yang yang besar, ringan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Karenanya bersamalah dengan Allah, dunia akhirat anda akan bahagia dengan kebajikan.



Anda semua harus banyak berziarah kubur dan ziarah pada orang-orang yang saleh, berbuat kebaikan, maka perkara kehidupan anda akan beres. Jangan seperti orang-orang yang yang mendapat nasehat tetapi tidak dihayati, dan seperti orang yang mendengarkan pengetahuan tetapi tidak diamalkan.



Hilangnya Agama Ini karena Empat Hal:

Pertama, Karena anda tidak mengamalkan apa yang anda ketahui .

Kedua, karena anda mengamalkan perkara-perkara yang anda tidak mengetahuinya.

Ketiga, karena anda tidak mau belajar hal-hal yang anda tidak mengerti, lalu anda terus menerus bodoh.

Keempat, anda menghalangi orang-orang yang belajar pengetahuan, dimana mereka tidak tahu.



Wahai kaum Sufi….Jika anda menghadiri majlis dzikir, ternyata anda menghadirinya agar masalah anda terpecahkan. Anda malah kontra dengan nasehat kebajikan, lalu anda pelihara kesalahan dan ketergelinciran, bahkan anda tertawa dan main-main. Anda benar-benar mengkawatirkan, padahal anda bersama Allah Azza wajalla. Karena itu bertobatlah kalian dari situasi itu, jangan sampai anda ini seperti para musuh Allah Azza waJalla. Raihlah manfaat dari apa yang anda simak disana.



Anak-anak, anda sudah terikat dengan ibadah, dan Allah mengikat dengan AnugerahNya. Hendaknya anda berpijak pada Sang Penyebab, bukan pada akibat, dan bertawakallah padaNya. Hendaknya anda tidak mengabaikan amaliah, hendaknya pula ikhlas dalam beramal.

 Allah SWT berfirman: “Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah.”



Allah tidak menciptakan mereka untuk berdusta, tidak menciptakan mereka untuk bermain-main hampa, mencipatakan mereka bukan untuk makan dan minum, tidur dan kawin. Ingatlah! Wahai orang-orang yang alpa dari kealpaanmu. Ingatlah, anda melangkahkan hatimu satu langkah, Allah menuju kepadamu beberapa langkah, dan Dia paling layak untuk anda rindukan semua dibanding yang lainNya.

“Allah memberi rizki pada yang dikehendaki tanpa terhingga.”



Jika Allah menginginkan pada hambaNya, Allah menyediakan langsung padanya. Ini sesuatu yang berhubungan dengan makna hakiki bukan rupa fisik. Bila si hamba benar dalam ubudiyahnya ini, maka benarlah zuhudnya di dunia dan akhirat.



Selain Allah Ta’ala, ketika anda datang padanya, anda bisa tetap benar, baik raja, sulthan, pemerintah, maka kedatangan anda, atom anda adalah bukit, tetesannya adalah lautan, bintanya adalah rembulan, rembulannya adalah matahari, sedikitnya adalah banyak, terhapusnya adalah tetapnya, fana’nya adalah baqo’nya, geraknya adalah tetapnya. Pohonnya menjulang hingga menyentuh Arasy, dan akarnya membubung sampai ke bintang Tsurayya, dan dahan-dahannya melindungi dunia dan akhirat.



Pohon apakah ini? Pohon Hikmah dan Pengetahuan. Dunia seperti lingkaran cincin, bukan dunia yang anda miliki, bukan akhirat yang anda kait, yang tidak dimiliki oleh raja maupun budak, tidak bisa dihalangi oleh apa pun atau diambil oleh siapa pun, tidak bisa dikotori. Jika anda bisa memenuhi semua itu, anda akan bagus ketika berada di tengah-tengah khalayak publik.

Manakala Allah menghendaki kebajikan pada hambaNya, maka Allah menjadikan hamba itu sebagai dalil bagi mereka, menjadikan dokter bagi mereka, menjadikan pendidik dan pengatur mereka. Sang hamba dijakdikan penerjemah untuk mereka, dijadikan riasan bagi mereka, dijadikan lampu dan matahari bagi mereka. Bila Allah menghendaki, segala terwujud. Jika tidak demikian, si hamba ditirai dari segala hal selain DiriNya.

Individu-individu jenis manusia seperti ini memang ditugaskan di tengah-tengah makhluk tetapi dengan perlindungan dan kesalamatan menyeluruh pada dirinya. Allah menolong hamba ini untuk sebuah kemashlahatan makhluk dan memberikan jalan menuju hidayah.



Orang yang zuhud dari dunia, diuji dengan akhirat. Orang yang zuhud dari dunia dan akhirat, diuji oleh Pencipta dunia dan akhirat.

Kalau semua telah alpa, seakan-akan kalian tidak pernah bakal mati, seakan-akan kalian tidak akan dihamparkan di padang mahsyar, anda tidak di hisab di sana, anda tidak melewati jembatan Shirothol Mustaqim? Ini sifat-sifat anda, padahal anda mengajak Islam dan Iman. Ini Al-Quran dan Ilmu sebagai argumentasi bagi kalian. Jika kalian hadir dalam majlis Ulama, dan anda menolak apa yang dikatakan mereka, maka kehadiran anda sebagai hujjah yang membuat anda berdosa. Sebagaimana anda semua bertemu Rasulullah saw, di hari kiamat nanti, sementara anda tidak menerima beliau, ketika seluruh makhluk dalam ketakutan atas kebesaran, keagungan dan keadilan serta kesombonganNya, maka ketika itu seluruh kerajaan dunia musnah, dan hanya kerajaan Ilahi yang abadi, semuanya di hari kiamat kembali kepadaNya.

Sementara itu para pemuka kaum Sufi juga tampak di sana dengan kemuliaan dan kelengkapannya, dan bagaimana Allah memuliakan mereka di hari itu.



Para paku bumi, adalah penegak bumi, yaitu mereka sebagai penguasa makhluk dan pemukanya sekaligus sebagai wakil Tuhan Azza wa-Jalla. Mereka hari ini tidak tampak dalam rupa, tapi dalam makna, tetapi esok mereka tampak dalam rupa.

Para pemberani dalam argumentasi dan perang adalah mereka yang melawan orang kafir. Sedangkan sang pemberani dari kalangan orang-orang sholeh adalah yang melawan hawa nafsunya, watak manusiawinya, syetan dan para kolaborator kejahatan. Mereka ini adalah syetan-syetan manusia.



Sedangkan sang pemberani dari kalangan Khowash adalah keberaniannya dalam Zuhud dunia dan akhirat dan zuhud dari segala hal selain Allah secara total.



Anak-anak muridku sekalian….

Ingatlah, sebelum diingatkan, tanpa anda harus diperintah anda mendekat kepada Allah. Bergaullah dengan kalangan ahli agama, karena mereka adalah manusia paling berakal dan mengerti siapa yang paling taat kepada Allah dan siapa paling maksiat padaNya.

Nabi saw, bersabda, “Beruntunglah anda…” Artinya anda sangat butuh kepadaNya dan anda cukup bersamaNya. Bila anda bersama Ahlud Din, dan anda mencintainya anda akan merasa cukup, dan hati anda akan lari dari kemunafikan. Karena kaum munafik sesungguhnya hanya suka pamer, tidak ada yang diterima amalnya. Allah tidak menerima bentuk amal anda, rupa amal anda, tetapi Allah menerima apa yang ada dibalik amal anda, hati anda. Jika anda melawan hawa nafsu anda, syetan anda, duniawi anda dalam amaliyah anda, Allah akan menerima anda. Berbuatlah kebaikan, Allah akan menerima dari sisi jiwanya. Dan jangan melihat amaliyah anda sedikit pun, karena Allah tidak akan menerimanya kecuali amaliyah itu hanya untukNya, demi WajahNya, bukan untuk wajah makhluk.



Celaka anda ini! Anda berbuat baik demi makhluk, tetapi ingin diterima oleh Allah Azza wajalla. Ini sebuah penipuan dari diri sendiri. Tinggalkan kerakusan anda, kesombongan anda, kesenang-senangan anda. Anda harus prihatin, jangan bersenang-senang, sebab anda berada di alam keprihatinan dalam penjara dunia.



Nabi Saw senanatiasa bertafakkur, tidak banyak gembiranya, banyak prihatinnya, tidak banyak tertawanya kecuali hanya tersenyum, hanya untuk menyenangkan lainnya. Hati Nabi penuh kerpihatinan dan kesibukan bersama Allah. Jika saja bukan karena para sahabat dan perkara dunia ini, Nabi saw, tak akan pernah keluar dari rumahnya dan tak pernah duduk dengan siapapun.



Wahai anak muridku. Jika Khalwat anda benar bersama Allah Azza wa-Jalla Sirrmu akan cemerlang dan hatimu akan jernih. Pandangan anda akan penuh pelajaran. Hati anda akan penuh dengan tafakkur, ruh anda akan membubung menuju Allah Azza wa-Jall, wushul kepadaNya.

Memikirkan dunia justru menyiksa dan menghijab. Sedangkan tafakkur tehadap akhirat membuahkan pengetahuan dan menghidupkan hati.

Allah tidak memberikan anugerah bagi orang yang tafakkur kecuali pengetahuan mengenai dunia akhirat.



Wah! Anda telah menelantarkan hati anda di dunia, sedangkan Allah Azza wa-Jall, telah memberikan segalanya untuk anda. Allah telah menentukan waktu setiap hari bagi anda, dan Allah telah terus menerus melimpahkan rizki pada anda, baik anda mencarinya atau tidak. Ambisi dan kerakusan anda telah membuat anda hina di depan Allah maupun di depan makhluk. Dengan iman yang kurang anda lalu mencari rizki, padahal ketika iman anda bertambah anda tidak perlu mencarinya. Bahkan dengan keparipurnaan dan kesempurnaan iman, anda cukup istirahat dari dunia.



Anak muridku, anda jangan mencampur adukkan hal yang serius dengan guyonan. Jika hati anda belum mampu teguh, bagaimana anda bersama khalayak untuk anda baurkan bersama Khaliq, sedang anda berhati ganda dengan dunia? Bagaimana anda bersama Allah? Bagaimana anda bisa mencampuradukkan yang lahir dan yang batin? Yang tak masuk akal dan yang masuk akal, hal-hal yang ada di sisi makhluk dan Khaliq? Betapa bodohnya orang yang melalaikan Khaliq dan sibuk dengan makhluk, berteguh dengan yang duniawi dan alpa pada Allah? Melupakan yang abadi dan bergembira dengan yang fana?



Anak muridku, Anda bersahabat dengan orang-orang bodoh lalu mereka menularkan kebodohannya pada anda. Sebab, bergaul dengan orang tolol berarti meraih kesia-siaan. Bergaullah dengan orang mukmin yang yakin, yang mengamalkan ilmunya. Karena orang beriman seperti ini, betapa baiknya mereka, betapa kuatnya perjuangan mereka dalam melawan hawa nafsunya. Dalam konteks inilah Rasulullah saw, bersabda:

“Kegembiraan orang berimaan pada wajahnya, prihatinnya ada dalam qalbunya.”



Itulah kekuatan si mukmin ini, hingga mampu mengekspresikan kegembiraan di hadapan para makhluk, sementara ia mampu menyembunyikan keprihatinannya, antara dirinya dengan Allah Ta’ala. Sepanjang hidupnya ada keprihatinan, banyak merenungnya, banyak menangisnya pada Allah, sedikit tertawanya, dan itulah Nabi saw, bersabda:

“Tak ada kegembiraan bagi orang mu’min kecuali bertemu Allah Azza wa-Jalla.”



Orang beriman menutupi keprihatinannya dengan kegembiraannya. Fisiknya bekerja di dunia, batinnya bersama Allah Ta’ala. Fisiknya untuk keluarganya, batinnya untuk Tuhannya Azza wa-Jalla. Ia tak pernah mengumbar keprihatinan jiwanya kepada keluarganya, isteri dan anaknya, tetangga-tetangganya, bahkan kepada siapa saja dari khalayak makhlukNya, karena ia mendengarkan ucapan Nabi SAW. :

“Raihlah pertolongan atas persoalan kalian semua melalui cara merahasiakan (masalah)”.



Ia senantiasa menyembunyikan apa yang ada di dalam batinnya. Seandainya saja ada yang keceplosan, itu pun tetap ia ungkapkan dengan metafor, lalu ia tutupi, dan ia mohon maaf atas apa yang terungkap.



Anak-anak muridku…. Jadikan diriku sebagai cerminmu. Jadikan diriku sebagai cermin hati dan rahasia batinmu, sebagai cermin amaliahmu. Kemarilah mendekat kepadaku, anda akan melihat apa yang ada di dalam dirimu, sesuatu yang tidak bisa anda lihat ketika kalian jauh dariku. Jika anda punya hajat seputar agamamu, anda harus dekat denganku, karena aku tidak akan pernah menyembunyikan agama Allah Azza wa-Jalla. Tak ada yang harus malu menyangkut agama Allah Azza wa-Jalla. Karena anda selama ini berada dalam pelukan kemunafikan.



Tinggalkan duniamu yang ada di rumahmu, mendekatlah kepadaku. Karena saya berdiri di pintu gerbang akhirat. Bersamalah denganku dan dengarkan kata-kataku, dan amalkanlah sebelum maut menjemputmu. Masalahnya bagaimana membangun rasa takut kepada Allah. Bila kalian tidak punya rasa takut padaNya, kalian tidak aman di dunia dan di akhirat. Sedangkan rasa Cinta dan Takut itu datang dari Allah juga untuk anda yaitu mengenalNya dengan sesungguhnya. Karena itu Dia berfirman:

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hambaNya adalah para Ulama’ ”



Tak ada yang takut penuh cinta kecuali para Ulama yang mengamalkan ilmunya, yang mengamalkannya dan memang mengetahuinya. Bahkan mereka tidak meminta balasan dari Tuhannya, kecuali hanya ingin WajahNya dan mendekatiNya, hanya ingin CintaNya, bersih dari hijab dan rentangan jarak. Mereka tidak ingin pintuNya tertutup bagi mereka, dunia hingga akhirat, bahkan tidak ingin tertutup ketika ada pada selainNya.

Dunia bagi suatu kaum, dan akhirat juga bagi suatu kaum. Allah Ta’ala juga bagi suatu kaum, yaitu kaum yang keyakini imannya, yang ma’rifat dan mencintaiNya, yang bertaqwa dan khusyu’ kepadaNya, yang senantiasa prihatin hanya demi Dia. Suatu kaum yang yang takut penuh cinta kepadaNya, walau mata fisiknya tak memandangNya, tetapi hatinya selalu memandangNya. Bagaimana tidak takut setiap saat Allah mengurus semuanya, merubah dan mengganti, menolong dan menghinakan ini dan itu, menghidupkan ini dan mematikan itu.



“Allah tidak ditanya apa yang Dia lakukan, tetapi merekalah yang akan ditanya (apa yang mereka lakukan)”.



Ya Tuhan, dekatkan diri kami padaMu, dan janganlah Engkau jauhkan diri kami dariMu. Dan berikanlah kami kebajikan dunia dan kebajikan Akhirat, dan lindungi kami dari siksa neraka.

(Majelis ke 4) TAUBAT(Fathur-Rabbany)

Beliau mengatakan : Rasulullah saw, bersabda;
“Siapa saja yang dibukakan pintu kebaikan, hendaknya ia cepat meraihnya, karena ia tidak tahu kapan pintu itu ditutup untuknya.”

Wahai kaum Sufi, bergegaslah dan raihlah pintu kehidupan sepanjang itu terbuka. Siapa tahu dalam waktu dekat pintu itu tertutup darimu. Raihlah tindakan kebajikan sepanjang kalian mampu melakukannya, raihlah pintu taubat, masuklah di dalamnya sepanjang itu terbuka. Raihlah pintu doa, karena pintu terbuka untukmu, raihlah pintu pergaulan dengan orang-orang saleh, dan itu sangat terbuka untukmu.

Wahai kaum Sufi. Bangunlah apa yang telah kalian robohkan. Mandilah dari najis kalian. Perbaikilah apa yang telah kalian rusak. Bersihkan apa yang mengotorimu, kembalilah kepada Tuhanmu Azza wa-Jalla dari kepergian dan larimu.
Wahai anak-anakku, di sana tak ada kecuali Khaliq Azza wa-Jalla. Jika anda bersama Sang Khaliq, maka anda adalah hambaNya. Jika anda bersama makhluk, anda adalah hamba makhluk, tak ada lagi ucapan sampai anda menempuh padang gersang dan keterluntaan hatimu. Karena itu rahasia batinmu harus terpisah dengan mereka. Ingatlah orang yang mencari Allah ta’ala berarti berpisah dengan semuanya, karena anda telah yakin bahwa segala sesuatu dari makhluk itu adalah hijab bagi Allah Azza waJalla, dan setiap seseorang berada dalam ketetapan bersama makhluk dalam rahasia batin, pasti akan menghijab dirimu.

Anak-anaku, janganlah anda malas-malasan, karena kemalasan itu selamanya merugi dan menimbulkan penyesalan. Raihlah amalmu dan Allah Maha Derma padamu dunia akhirat.

Abu Muhamamd al-Ajamy Rahimahullahu Ta’ala bermunajat: “Ya Allah Jadikanlah kami orang yang sangat dermawan” – ia tidak mampu lagi mengucapkannya karena siapa yang merasakan benar-benar mengenalNya —.

Bergaul yang baik dengan masyarakat dan berselaras dengan mereka tanpa melampau batas hukum syariat dan Ridlo Allah Ta’ala, adalah kebajikan yang penuh berkah. Sebaliknya jika melewati batas hukum dan RidloNya, sama sekali tidak ada kemuliaan bagi mereka. Tanda-tanda bagi kaum Sufi yang terpilih adalah menerima perintah Allah dan kepatuhan yang menjadi kebiasaan jiwanya.

Anak-anakku, bangkitlah dari lubang dosa, dan kembali pada Ridlo. Jangan biarkan ucapan dan hati anda bertentangan. Karena di hari kiamat besok manusia akan diingatkan apa yang diperbuat di dunia, baik maupun buruknya. Menyesal disana tidak ada manfaatnya, mengingat perbuatan di sana tidak ada gunanya. Mengingat musim tanam pun tak ada gunanya. Karena itu Nabi SAW bersabda:
“Dunia adalah ladang akhirat, siapa yang bertanam kebajikan, akan mengetam kegembiraan, dan siapa yang menanam keburukan akan menuai penyesalan.”

Jika maut menjemput waktu bisa habis, dan tak ada lagi manfaat bagimu.
 “Ya Allah ingatkan kami dari tidurnya orang yang sedang alpa padaMu, yang senantiasa membodohi diriMu”. Amin.

Anak-anakku. Pergaulanmu dengan lingkungan buruk telah menjerumuskan dirimu pada su’udzon terhadap orang-orang baik. Berjalanlah di bawah Kitabullah Azza wa-Jalla dan Sunnatu-Rasul SAW. Anda telah bahagia.

Wahai kaum Sufi, malulah kepada Allah Azza wa-Jalla dengan sangat malu. Jangan kau alpakan buah-buah mutiaramu dengan sia-sia. Karena kamu telah sibuk dengan mengumpulkan makanan yang sesungguhnya tidak kamu makan. Kamu telah berangan-angan pada sesuatu yang tidak kamu temukan. Kamu telah membangun gedung yang tidak kamu tempati. Semua itu telah menghijab maqam dengan Tuhanmu Azza wa-Jalla. Hendaknya engkau berkemah dengan mengingat Allah sebagaimana jiwa kaum ‘arifin, dengan melupakan apa saja yang engkau ingat. Jika anda telah sempurna, syurga tertinggilah tempatmu. Syurga yang menyelamatkan, syurga yang dijanjikan, syurga yang ditunaikan. Yang ditunaikan di dunia adalah Ridlo pada ketentuan Allah SWT, munajat kepadaNya, dan terbukanya hijab antara diriNya dengan diri hamba. Sehingga hati hamba ini senantiasa khalwat bersama Allah ‘Azza wajalla dalam seluruh ahwal ruhaninya tanpa rekayasa “bagaimana” dan tanpa penjumbuhan bayangan.
“Tidak ada satu pun yang menyamaiNya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Syurga yang dijanjikan adalah yang dijanjikan Allah azza wa-Jalla bagi orang beriman dan melihat Wajah Allah Yang Mulia tanpa hijab. Tak diragukan semua kebajikan hanya di sisi Allah, dan semua keburukan muncul dari selain Allah. Kebajikan adalah menghadap padaNya dan keburukan adalah membelakangiNya.

Setiap amal dimana anda ingin meminta imbalan, akan juga kembali imbalan itu kepadamu. Dan setiap amal dimana anda beramal hanya untuk Allah Azza-Wa-jalla, maka amal itu hanya Lillahi Azza wa-Jalla. Kalau anda masih meminta imbalan dari Allah maka balasannya adalah kebersamaan anda dengan makhluk. Dan jika anda beramal hanya demi Wajah Allah balasannya adalah kedekatan anda dengan Allah dan memandangNya. Karena itu janganlah anda meminta imbalan amal anda kepada Allah, baik dalam kehidupan dunia maupun dalam kehidupan akhirat, serta segala hal selain Allah Azza wa-Jalla. Semuanya bersandar kepadaNya.
Carilah Sang Pemberi Nikmat, jangan mencari nikmat. Carilah tetangga yang baik sebelum anda menempati rumah. Karena Dialah yang Ada sebelum sesuatu ini ada, dan yang menciptakan segalanya, sekaligus Yang Maha Eksis setelah segalanya tiada.
Ingatlah akan maut, bersabar atas cobaan, bertawakkal kepada Allah dalam segala hal. Jika tiga perilaku ini bersemayam dalam diri anda, sementara malaikat datang mengingatkan kematian, maka zuhud anda telah benar.
Dengan kesabaran anda meraih apa yang dikehendaki Allah Azza wa-Jalla. Dengan tawakkal, segala sesuatu akan keluar dari hati anda, dan anda bisa bergantung kepada Allah, anda selamat dari dunia, akhirat, dan segala hal selain Allah. Maka anda bisa ringan dengan segala penjuru, tak satu pun dari semua makhluk ini punya peluang memasuki jiwa anda, anda terlindungi, terjamin dari segala arah. Allah memelihara diri anda dari delapan penjuru, tak ada jalan bagi yang lain (melainkan Allah).
Seluruh pintu tertutup, dan seluruh arah terbuntu, maka anda akan tergolong orang yang disebut oleh Allah ta’ala:
“Sesungguhnya hamba-hambaKu, tidak ada bagimu (syetan) untuk menguasai mereka.”

Bagaimana bisa digoda oleh Iblis-Syetan, sedangkan mereka telah menyatu dan telah bebas, ikhlas dari segalanya selain Allah? Mereka tidak memandang makhluk ketika melakukan kebajikan. Kesimpulan itu hanya pada akhirnya, bukan pada awalnya. Seluruh awal permulaan adalah bisu, dan ucapan (kesimpulan utama) adalah akhir .

Kemuklasan adalah raja di hatinya, sulthan di sirrinya, tak ada yang bisa dipedulikan dalam lahiriyahnya. Yang langka justru mereka yang bisa mengintegrasikan kerajaan lahir dan kerajaan batin. Karena itu hendaknya kamu menyembunyikan kondisi ruhanimu, dan senantiasa demikian hingga kamu sempurna. Hatimu akan sampai pada Tuhanmu.

Jika kamu telah sempurna, dan sampai tujuan, kamu tak akan mempedulikan apa pun ketika itu. Bagaimana kamu peduli sedangkan kondisi ruhanimu telah berada di lembah hakikat? Kamu telah menempati maqommu dan engkau telah mengetam tanaman kebunmu, sementara makhluk-makhluk Allah bagimu seperti dinding dan pohon-pohon, lalu antara keseimbangan antara pujian dan cacian tak berarti padamu, baik mereka menerima dirimu atau menolak dirimu, seakan-akan kamu yang membangun dan sekaligus merobohkan, semua sangat tergantung izin Sang Khaliq. Allah mengikat hatimu dan menolak segalanya masuk di hatimu, dan hanya ada symbol dan lambang di rahasia batinmu.

Tak ada kata terucap hingga benar apa yang terjadi. Jika tidak anda bisa berfikir. Anda jangan bingung, karena anda buta. Carilah yang menuntun dirimu. Anda bodoh, carilah yang mengajari dirimu. Jika anda dapatkan, berpegang teguhlah dan menghadaplah pada ucapan dan pandangannya. Buktikanlah dengan keseriusan, jika anda telah sampai pada semua itu, duduklah di sana sampai pada hakikat ma’rifatmu. Jika sudah demikian segala yang menyesatkan tersingkir, dan kalian menjadi bagian dari generasi Sufi, dari generasi kalangan yang peduli pada Allah yang memelihara Rahasia Allah Azza wa-Jalla, dan berbudi luhur dalam pergaulan sesama manusia. Lalu dimanalagi anda akan mencari kebenaran dan Ridlo Allah, dari selain Allah? Ingatlah firman Allah:

“Diantara kamu ada yang menghendaki kehidupan duniawi, dan diantara kamu ada yang menghendaki kehidupan ukhrawi.”

Dan di ayat lain disebutkan:
“Orang yang hanya menghendaki WajahNya.”

Jika kebahagiaanmu adalah selain Allah, anda akan didatangi oleh kecemburuan kebahagian yang sesungguhnya, dan anda akan diseret menuju Pintu Taqarrub pada Allah azza wa-Jalla.

“Maka, disanalah limpahan kewalian, hanya bagi Allah Yang Haq.”

Jika kamu telah sempurna, dunia dan akhirat justru datang kepadamu, menjadi pelayanmu tanpa susah dan payah. Karena itu pijakkan langkahmu ke Pintu Allah, tetaplah di sana. Jika anda kukuh di sana, anda akan tahu bisikan-bisikan ruhani dan mampu membedakan mana yang sejati dan mana yang nafsu, mana yang hawa syetan dan Iblis, dan mana yang bisikan hati, bisikan malaikat. Akan ada intuisi, “Ini adalah yang benar!, ini adalah yang bathil.”

Anda akan mengentahui melalui tanda masing-masing. Jika anda telah mencapai tahap ini, akan datang bisikan dari Allah Azza wa-Jalla yang mendidik diri anda, mengokohkan dan menetapkan diri anda, mendudukkan dan menggerakkan diri anda, dan menenangkan, memerintah dan mencegah diri anda.

Wahai kaum Sufi, janganlah anda meminta tambah dan meminta dikurangi oleh Allah. Janganlah mencari tempat terdepan atau belakang. Karena masing-masing diantara kalian sudah ditakdirkan, masing-masing sudah tercatat. Rasulullah SAW bersabda:
“Allah telah merampungkan (catatannya) dari kehidupan, rizki dan kematian. Pena telah menuangkan (tinta) dengan apa yang terjadi.”

Allah telah menyelesaikan segalanya dalam ketentuan yang mendahuluinya. Namun hukum tiba, dan diselubungi oleh perintah, larangan dan ketetapan. Janganlah seseorang itu berpisah dari ketentuan yang telah ditetapkan. Namun katakan, “Allah tidak ditanya apa yang Dia kerjakan, tetapi manusia akan ditanya…”
Wahai kaum Sufi, amalkan dari yang bersifat lahiriyah ini, dengan garis hitam di atas yang putih, hingga anda mengamalkan atas hakikat batin dari perkara ini. Jika anda mengamalkan dengan menunaikan yang lahir maka anda akan memahami yang batin. Yang pertama memahami adalah rahasia batinmu, lalu mendekte hatimu atas dirimu, lalu dirimu mengejakan pada lisanmu, dan lisanmu pada perilakumu. Semua itu dilakukan demi kebaikan dan manfaat para hamba. Betapa sangat beruntung kalian semua jika berselaras dengan kehendak Allah Azza-wa-Jalla dan anda mencintaiNya. Tapi awas, anda telah mengaku mencintai Allah Azza wa-Jalla, padahal banyak syarat di sana.

Diantara syarat mencintaiNya adalah Allah serasa berselaras dalam hatimu dan pada selain dirimu. Diantara syarat lain, hendaknya anda tidak tenteram dan bergantung kepada selain Allah Azza wajalla. Anda juga harus gembira mesra bersamaNya, tidak takut siapa pun bersamaNya.
Bila kecintaan pada Allah bersemayam di qalbu hamba, ia senantiasa akan serba mesra bersamaNya, dan membenci apa yang mengganggunya.
Bertobatlah kalian dari pengakuan dustamu. Karena semua itu tidak akan pernah tiba dengan hanya berangan-angan, berkhayal, bersunyi-sunyi, berdusta, nifaq dan berbuat-buat sok mencintai.

Bertobatlah dan tetaplah dalam taubatmu. Bukan taubat itu masalahnya, tetapi tujuannya adalah ketetapan hati anda pada Allah. Bukan menanam itu masalahnya, tetapi masalahnya adalah tertancapnya tanaman, subur dan berbuah.
Dan Syeikh ra. berkata:
Karena itu tetaplah dalam keselarasan dengan Allah Azza wa-Jalla, baik dalam suka maupun duka, miskin dan kaya, musim hujan atau kemarau, sakit maupun sehat, baik dan buruk, meraih keinginan atau terhalang. Tak ada obat kecuali pasrah diri pada Allah ‘Azza wa-Jalla. Bila Allah telah menentukan, jangan takut dengan ketentuanNya, jangan menentang, jangan pula mengadu kepada selain Allah. Karena sikap anda bisa menambah bencana. Namun hendaknya anda tenang, diam dan berselubung, dan tetap di sisiNya. Pandanglah apa yang anda amalkan, dan disana anda bergembira atas perubahan dan pergantiannya. Bila anda bisa demikian, anda bersama Allah di sana, apalagi bisa merubah ketakutan menjadi kemesraan, dan penyatuan menjadi kegembiraan bersamaNya.
“Ya Allah jadikan kami di sisiMu dan bersamaMu.” “Ya Allah berikanlah kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat dan lindungi kami dari siksa api neraka.”

(Majelis ke 3) JANGAN BERHAYAL KAYA (Fathur-Rabbany)

Beliau mengatakan:

Wahai para fakir, janganlah kalian mengkhayal kaya, siapa tahu kekayaanmu bisa menyebabkan kehancuranmu. Wahai orang yang sakit janganlah mengkhayal akan kesembuhan, siapa tahu kesembuhanmu justru menjadi penyebab kerusakanmu. Jadilah kalian orang yang cerdas. Jagalah buahmu agar terpuji perkaramu. Terimalah kadar yang diberikan Allah dan janganlah berharap lebih. Sebab segala yang yang diberikan Allah Azza wa-jalla melalui permintaanmu bisa menjadi kotoran dan amarah. Kecuali jika sang hamba diperintahkan melalui hatinya agar meminta kepadaNya. Manakala hamba diperintahkan memohon ia akan mendapatkan berkah dan kotorannya dibuang.



Celaka anda, jika anda mengucapkan sebagai seorang Muslim, padahal hati anda tidak. Anda nyatakan diri sebagai muslim, tapi perbuatan anda tidak. Anda dalam khalwat anda menyatakan Muslim, toh kenyataan khalwat anda tidak.



Hendaknya permohonan anda lebih pada permohonan agar diberi ampunan, kesehatan, dan kemaafan Allah selamanya, baik dalam beragama, di dunia maupun di akhirat. Terimalah ini saja, anda sudah cukup.



Janganlah anda menginginkan di luar pilihan Allah swt, juga jangan anda terkena oleh keterpaksaan karena bisa membinasakan anda. Jangan pula memaksa Allah Ta’ala dan makhlukNya melalui sebab akibat dirimu, dengan kekuatanmu dan hartamu, karena itu bisa memukul balik diri anda. Sebab semua itu bisa diambil oleh Allah, dan jika Dia mengambilnya akan terasa menyakitkan diri anda.



Celaka anda, jika anda mengucapkan sebagai seorang Muslim, padahal hati anda tidak. Anda nyatakan diri sebagai muslim, tapi perbuatan anda tidak. Anda dalam khalwat anda menyatakan Muslim, toh kenyataan khalwat anda tidak.



Ketahuilah, ketika anda sholat, puasa, dan melakukan semua perbuatan anda yang baik, manakala tidak mengembalikan semua itu kepada Wajah Allah Ta’ala, sesungguhnya anda telah munafik dan jauh dari Allah Azza wa Jalla.



Sekarang ini, bertobatlah kepada Allah Azza wa-Jalla dari seluruh perbuatan dan ucapan anda dan tujuan-tujuan anda yang hina.



Kaum Sufi, sama sekali tidak menciptakan amalnya. Mereka adalah kaum yang bahagia, senantiasa yakin kepada Allah, menyatu, mukhlis dan bersabar atas cobaan-cobaan Allah Ta’ala. Senantiasa bersykur atas nikmat-nikmatNya



dan kemurahanNya. Mereka berdzikir dengan lisannya, kemudian dengan qalbunya, lalu dengan Sirrnya. Manakala datang berbagai hidangan dari makhluk, mereka hanya tersenyum wajahnya. Karena raja-raja dunia sudah termakzulkan di mata mereka. Semua orang di muka bumi adalah mayat-mayat, orang-orang lumpuh dan orang-orang sakit. Para fakir syurga senantiasa bersandar padanya, seakan-akan mereka adalah pelindung. Neraka bersandar kepada mereka, lalu neraka termatikan apinya. Tidak bumi, tidak langit, langit dan bumi bukan tempatnya. Arah penjurunya hanya satu arah. Mereka dengan penghuni dunia, lalu mereka dengan penghuni akhirat, lalu mereka bersama dengan Tuhannya dunia dan akhirat.



Mereka bertemu Allah dan mencintaiNya. Mereka berjalan bersama Allah dengan jiwanya hingga wushul kepadaNya, sampai mereka meraih kasih sayangnya sebelum mereka bergegas jalan kepadaNya. Terbukalah pintu antara diri mereka dengan Allah. Allah mengingat mereka sepanjang mereka mengingatNya. Hingga dzikir mereka menghapus kesalahan-kesalahan mereka. Mereka telah sirna dari yang lain, dan maujud bersama Allah Ta’ala. Dengarkan Allah Ta’ala berfirman:

“Ingatlah kepadaKu, Aku ingat kepadamu, dan bersyukurlah kepadaKu dan jangan ingkar padaKu.”



Lazimkan berdzikir kepadaNya dengan harapan hanya mengingatNya, karena Allah berfirman:

“Aku bermajlis dengan orang yang berdzikir kepadaKu.”



Hindarilah bermajlis dengan makhluk (walau pun anda di sana, red.), dan bersimpuhlah untuk dzikir kepadaNya, agar engkau bermajlis dengan Allah.





Wahai kaum Sufi, janganlah kalian sok gila, dan kalian menjadi gila. Ilmu ini tidak akan memberi manfaat kepadamu tanpa kamu mengamalkannya. Mereka sangat membutuhkan agar bisa mengamalkannya, dengan ketegasan yang hitam di atas yang putih, yaitu aturan Allah (lahir dan batin) yang anda mengamalkannya hari demi hari, tahun demi tahun sampai akhirnya berbuah.



Anak-anaku… Ilmumu memanggil-manggilmu… ”Akulah yang akan berargumen padamu manakala tidak engkau amalkan. Dan aku akan menjadi argumenmu jika engkau mengamalkanku…”



Rasulullah saw, bersabda, “Ilmu membisikkan pada amal, manakala ia menjawab. Jika tidak menjawab, ia akan segera pergi…”



Hilanglah barokah ilmu dan tinggal bencananya. Pergilah syafaat ilmu bagimu dari Tuhannya. Bahkan masuknya ilmu terputus dalam kebutuhanmu. Ia pergi, karena tinggal kulitnya ilmu saja. Sebab isi ilmu adalah amal.



Anda semua mengikuti Rasul saw, menjadi tidak sah, manakala anda tidak mengamalkan apa yang telah disabdakannya. Jika anda mengamalkan atas apa yang diperintahkan kepada anda, maka hati dan rahasia batin anda menghadap kepada Tuhannya. Ilmumu mengundangmu, tapi anda tidak mendengarkannya, karena kamu sudah tak punya hati lagi. Karena itu dengarkanlah panggilannya dengan telinga hati dan sirrmu. Terimalah ucapannya dan dengarkanlah engkau akan dapat manfaatnya. Ilmu dengan amal akan mendekatkan dirimu pada Yang Maha Ilmu yang menurunkan ilmuNya.



Jika engkau mengamalkan aturan ini, yang merupakan Ilmu awal, akan mengikuti pula Kenyataan Ilmu yang kedua, yang membuat terpancarnya dua sumber yang mengaliri hatimu berupa aturan dan ilmu lahir dan batin. Disinilah kalian harus membersihkan semua itu, dengan Zakat kepada sesama. Zakatnya ilmu adalah menyebarkan dan dakwah menuju kepada Allah Ta’ala.



Anak-anakku, shabar itu ada balasannya. Alloh berfirman:

“Sesunggunya orang-orang yang bersabar diberi balasan pahala tanpa terhingga.”



Karena itu makanlah dari hasil jerih payahmu, jangan makan dari hutangmu. Bekerjalah dan makanlah dari kerja itu, karena kerja orang beriman itu adalah tahapan bagi kaum shiddiqin, dan tak ada bagian dari kerja mereka kecuali diperuntukkan menolong kaum masakin dan fuqoro yang mengharapkannya. Itu berarti kalian menyampaikan rahmat kepada sesama, demi meraih Ridlo Allah Ta’ala dan cintaNya kepada mereka. Dengarkan apa yang diucapkan oleh Nabi SAW:

“Manusia itu adalah keluarga Allah Azza Wa-Jalla, dan manusia yang paling dicintai Allah adalah yang paling berguna bagi keluarganya.”



Para Wali-wali Allah itu senantiasa tidak memiliki kecenderungan hatinya kepada makhluk. Mereka seperti pekak, tuli dan buta. Manakala hatinya dekat dengan Allah Azza wa-Jalla mereka tidak mendengar siapa pun kecuali mendengar Allah, tidak melihat hatinya, kecuali melihat Allah. Ia berada dalam nuansa kedekatan dan terhapuskan oleh Kharisma Ilahi, dan terlimpahi cinta yang dahsyat kepada Sang Kekasih. Mereka berada diantara Jalal dan Jamal-Nya, tidak menengok ke kanan maupun ke kiri. Mereka hanya melihat ke depan, tanpa ke belakang. Manusia, Jin, Malaikat ingin membantunya, dan begitu juga semua makhluk, membantu dengan aturan dan ilmu. Mereka para Kekasih Allah itu mengkonsumsi Fadlalnya Allah dan meminum KemesraanNya. Dari konsumsi Fadlal itu mereka makan, dan dari minuman Kemesraan itu mereka menegaknya. Mereka mendengarkan ucapan-ucapan makhluk. Mereka di satu lembah dan makhluk itu di lembah lain. Mereka menyerukan makhluk itu atas perintah Allah Azza wa-Jalla, dan mencegah kemungkaran atas larangan Allah Ta’ala, sebagai ganti dari Nabi SAW. Merekalah pewaris yang hakiki. Karena mereka disibukkan mengembalikan makhuk ke Pintu Allah. Mereka berada dalam HujjahNya.



Mereka menempatkan segalanya pada porsi masing-masing dengan memberikan limpahan fadlal dari Allah. Mereka tidak mengambil hak-hak makhluk itu, bahkan juga tidak untuk menuruti kebutuhan dirinya dan alamiyah nya. Mereka hanya mencintai demi Allah, dan marah pun demi Allah. Semuanya hanya untuk Allah, bukan untuk lainNya.



Siapa pun yang bisa memenuhi ini, maka ia benar-benar telah sempurna pergaulannya, dan ia berhasil selamat dan bahagia. Lalu semua makhluk mencintai mereka, baik manusia, bumi langit, Jin dan Malaikat.



(Wahai para penempuh yang menyertaiku, dan wahai yang menimba kondisi ruhaniku, sesungguhnya dalam kondisiku tidak ada makhluk, tidak ada dunia, dan tidak ada akhirat)



24.

Wahai orang munafik! Wahai pemberhala sesama makhluk! Wahai orang yang menyembah dunia, yang senantiasa lupa dengan Allah Ta’ala. Anda ingin mengandalkan apa yang ada di tangan anda? Sungguh anda tidak akan dapat kemuliaan dan kehebatan.



Serahkanlah dirimu dan bertaubatlah. Belajar dan amalkanlah ilmumu dengan ikhlas. Jika tidak, anda tidak akan dapat hidayah.



Sungguh antara aku dan kalian tidak ada permusuhan, hanya aku ingin menyampaikan yang benar, saya tidak ingin membelokkan anda dari agama Allah Ta’ala. Karena anda terdidik dari ucapan keras para masyayikh, ucapan asing dan aneh para Sufi. Jika ada ucapanku yang muncul, ambillah itu dari Allah Azza wa-Jalla, karena Allah-lah yang hakikatnya mengucapkanNya untukku. Jika kalian masuk kepadaku, masuklah dengan telanjang dari hawa nafsu anda. Sebab jika anda punya matahati sesungguhnya aku pun tampak telanjang. Tetapi karena bencana penyakit kefahaman menimpa anda.







Wahai para penempuh yang menyertaiku, dan wahai yang menimba kondisi ruhaniku, sesungguhnya dalam kondisiku tidak ada makhluk, tidak ada dunia, dan tidak ada akhirat. Namun siapa yang bertobat di hadapanku, menjadi muridku dan husnudzon padaku, mengamalkan apa yang aku ucapkan ini, Insya Allah Azza wa Jalla akan mendidik kalian.



Para Nabi itu dididik oleh Allah Azza wa-Jalla dengan KalamNya, sedangkan para Auliya dididik dengan IlhamNya dalam Qalbu. Karena mereka adalah para pewaris wasiat Nabi dan khalifah-khalifah serta generasinya. Allah berkata, dan berkata kepada Musa As, Allah yang bicara kepada Musa, bukan makhluk yang bicara. Yang bicara adalah Yang Maha Mengetahui segala yang ghaib. Allah bicara dengan KalamNya yang difahami Musa As, hingga difahami akalnya tanpa perantara. Allah berbicara kepada Nabi kita Muhammad saw, tanpa perantara. Inilah Al-Qur’an, penghubung Allah al-Matin. Al-Qur’an berada diantara diri kalian dan Tuhan kalian, Maha Agung dan Maha luhur Dia. Jibril menurunkannya dari langit, dari Sisi Allah Azza wa Jalla, kemudian diturunkan kepada Nabi Muhammad saw sebagaimana Nabi katakan dan kisahkan. Tidak boleh mengingkari itu atau menentangnya. Ya Allah berilah petunjuk semuanya, dan taubatkanlah semuanya, rahmatilah semuanya.



Riwayat dari Amirul Mukminin al-Mu’tashim Billah, ra, ia mengatakan ketika menjelang wafatnya. “Demi Allah aku bertobat kepada Allah Azza wajalla, karena tindakanku pada Ahmad bin Hambal, hanya karena aku tidak ingin taklid sedikit pun pada perkaranya, sedangkan orang lain bertakdlid untuk itu.”



Wahai orang-orang yang sangat kasihan(Miskin). Tinggalkanlah bicara hal-hal yang tidak berguna bagi anda. Tinggalkan Ta’ashub (fanatik) mazhab. Sibukkanlah dirimu dengan hal-hal yang berguna bagi dunia dan akhiratmu. Anda akan melihat kabarmu dalam waktu dekat. Anda pun akan ingat akan ucapanku. Anda akan melihatnya ketika berada di depan penikam, sedangkan di kepalamu tak ada pelindung. Sungguh luka akan menyertaimu.

Karena itu kosongkan hatimu dari kesusahan dunia, karena anda juga akan meninggalkannya dalam waktu dekat. Jangan anda berambisi mencari keenakan hidup di dunia, karena tidak akan pernah anda raih juga. Nabi Saw sampai bersabda, “Hidup sesungguhnya adalah kehidupan akhirat.”



Pendekkan imajinasi khayalanmu. Karena zuhud telah datang padamu di dunia. Zuhud itu seluruhnya adalah pendek angan-angan khayalan. Jauhilah teman-teman burukmu, putuskanlah rasa cinta antara dirimu dan mereka, lalu sambunglah pergaulan anda dengan orang-orang saleh. Jauhilah berdekatan dengan kawan-kawan buruk, dan datangilah sahabat-sahabat yang baik. Semua yang anda sayangi adalah sahabat-sahabat dekat anda. Karena itu pilihlah siapa yang anda sayangi.



Kaum Sufi pernah ditanya, “Apakah kekerabatan itu?” Dijawab, “Kasih sayang.”

Tinggalkan usaha mencari sesuatu yang sudah dibagi buat anda, dan yang belum dibagi. Karena mencari sesuatu yang sudah jelas bagiannya akan menimbulkan rasa payah. Dan pencarian terhadap yang belum dibagi menimbulkan kehinaan dan kesengsaraan. Karena itu Nabi SAW bersabda, “Diantara jumlah dari siksaan-siksaan Allah adalah berambisi mencari sesuatu yang belum dibagikan oleh Allah padanya.“ oleh Sang Pencipta.



Wahai anak-anakku… Carilah bukti melalui ciptaan Allah Azza wajalla, bertafakkurlah atas ciptaan itu, anda akan meraih wushul kepadaNya.



Orang beriman yang yakin, yang ‘arif, memiliki dua mata lahir dan batin. Dua mata lahir melihat ciptaan Allah, dan dua mata batin melihat apa yang ada dibalik ciptaan Allah Azza wa-Jalla di langit dan di bumi. Lalu terbukalah hijab, tanpa keserupaan dan bentuk, lalu dia menjadi sangat dekat kepadaNya, sangat mencintaiNya. Bahkan sebagai Sang Kekasih, Dia tak menyembunyikan DiriNya. Hijab tersingkap dari qalbu yang telanjang, dari makhluk, dari nafsu dan dari watak naluri, terbuka dari hawa nafsu dan syetan. Ia diberi kunci-kunci perbendaharaan bumi dari TanganNya, hingga ia berada di antara batu dan berlian. Jadilah anda orang cerdas untuk memahami apa yang aku katakan ini, karena aku bicara dari lubuk kata yang dalam, dengan mutiara, rahasia dan hakikat maknanya.



Anak-anakku…Janganlah kalian mengadu,kepada makhluk. Mengadulah kepadaNya, karena, Dialah yang membuat takdir. Selain Dia, jangan.



Diantara perbendaharaan kebaikan adalah menyembunyikan rahasia, musibah, bencana, rasa sakit dan sedekah, dimana tangan kanan anda memberi sementara tangan kiri anda tidak tahu. Takutlah dengan lautan dunia, karena banyak makhluk tenggelam tidak selamat, kecuali beberapa makhluk saja yang selamat. Lautan dalam yang menenggelamkan semuanya. Hanya saja Allahlah yang menyelamatkan hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, sebagaimana kaum mukminin yang diselamatkan di hari qiyamat dari api neraka. Karena semuanya telah diberi peringatan, dan Allah menyelamatkan yang dikehendakiNya.



“Dan tidak ada seorang pun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kepastian yang sudah ditetapkan.”



Allah berfirman, pada api “Jadilah dingin dan menyelamatkan” sehingga, hambaKu yang beriman, yang senantiasa ikhlas padaKu, yang berhasrat mencintaiKu dan mengesampingkan selain DiriKu.



Allah, juga berfirman berfirman pada apinya Namrud yang hendak membakar Ibrahim as. Maka Allah Azza wa-Jalla pun berkata, “Wahai lautan dunia, jangan engkau tenggelamkan hamba yang dikehendaki, tercinta ini.” Lalu hamba itu pun selamat dari lautan duniawi, sebagaimana Musa as, dan kaumnya diselamatkan dari lautan itu. Allah memberikan fadhlNya kepada yang dikehendakiNya.

“Dan Allah memberikan rizki pada yang dikehendaki tanpa terhingga.”





Seluruh kebajikan itu di tangan Allah, pemberian dan pencegahan juga di Tangan Allah, kaya dan miskin juga di TanganNya, kemuliaan dan kehinaan juga di TanganNya. Tak satu pun, kecuali Allah menyertainya. Makanya orang yang cerdas selalu di pintuNya, dan menolak pintu-pintu lainnya. Wahai orang yang mengurus dunia, anda lebih senang atas kerelaan makhluk dibanding kerelaan Sang Khaliq, lalu anda merobohkan akhiratmu dengan membangun duniamu. Padahal dalam waktu singkat anda akan dicabut dengan sangat pedih, dengan cara yang bermacam-macam. Sebentar lagi kedudukan kekuasaan anda akan dicabut. Anda akan diganti dengan rasa sakit, rasa hina, kefakiran melalui kesedihan, kedahsyatan cobaan dan mendung-mendung. Anda akan dicerabut melalui ucapan-ucapan banyak manusia dan kekuasaan mereka pada diri anda, semua itu akan merevolusi anda. Bangunlah wahai orang yang tidur. Ya Allah bangunkan kami hanya demi bersamaMu, dan demi untukMu. Amin.



Anak-anakku… janganlah kalian seperti pencari kayu bakar di tengah malam, dalam mencari dunia. Pencari kayu malam itu tidak tahu apa yang ada di tangannya. Saya melihat dalam cara bekerja anda seperti pencari kayu bakar malam hari yang gelap, tak ada rembulan dan tak ada cahaya di sana, Banyak sekali bahaya yang bisa mematikan anda. Karena itu carilah kayu bakar di siang hari, sebab resiko bahayanya tampak jelas. Karena itu dalam bekerja, hendaknaya anda disinari oleh cahaya matahari Tauhid, syariat, dan ketakwaan. Sebab matahari bisa mencegah anda dari jatuh ke duri hawa nafsu, syetan dan syirik bersama manusia, sekaligus bisa mengerem anda untuk tergesa-gesa dalam berjalan.



Awas, anda jangan tergesa-gesa. Orang yang tergesa-gesa akan terpelset salah atau hampir salah. Siapa yang hati-hati pasti benar dan hampir benar. Tergesa-gesa itu termasuk dari syetan. Sedangkan hati-hati itu dari Allah yang Maha Rahman. Yang sering membuatmu tergesa-gesa, adalah ambisimu meraih peluang mengumpulkan dunia. Maka terimalah saja, karena menerima pemberian itu tidak akan rusak. Bagaimana anda mencari sesuatu yang bukan bagianmu? Dan sama sekali tidak pernah akan ada di tanganmu? Cegahlah dirimu dari hasrat itu. Dan terimalah pemberian Allah saat ini, apa adanya. Zuhudlah pada selain Allah. Berteguh jiwalah, sampai anda ma’rifat kepada Allah, maka pada saat yang sama ia akan merasa cukup dari segala hal. Hati anda menjadi tangguh dan rahasia hatimu menjadi bening, lantas Allah terus menerus mengajari anda. Maka dunia begitu hina di kepala anda, sedang akhirat tampak di mata hati anda, semua selain Allah hina dalam rahasia batin anda (sirr). Tak ada yang terhormat melainkan hanya Allah Azza wa-Jalla, maka pada saat itulah semua makhluk menghormati anda.



Anak-anak…Manakala anda tidak ingin pintu Allah itu tertutup, maka bertaqwalah kepada Allah. Karena taqwa itu kunci segala pintuNya. Allah berfirman,



“Siapa yang bertaqwa kepada Allah, Allah membukakan jalan keluar, dan memberi rizki yang tiada terhingga.”



Karena itu anda jangan kontra dengan Allah Ta’ala pada jiwamu, pada keluargamu, pada hartamu, dan penduduk zamanmu. Betapa anda tidak malu memerintahkan mereka, menginginkan mereka agar berubah, lalu anda merasa lebih benar, lebih tahu dan lebih mencintai? Padahal anda dan semua makhluk itu adalah hamba-hamba Allah. Allahlah yang mengatur dirimu dan mereka. Jika anda ingin bersahabat di dunia dan akhirat hendaknya anda diam dan tenang. Para auliya’ Allah azza wajalla itu senantiasa dididik di hadapanNya. Mereka tidak bergerak dan tidak melangkah kecuali mendapatkan izin yang benar-benar jelas dalam hatinya oleh Allah Azza wajalla. Sebab mereka berdiri bersama Allah, tegak bergerak bersama yang membolak balik qalbu dan mata hati. Tak ada keputusan pribadi jika bersama Tuhannya, sehingga senantiasa fisiknya di dunia dan hatinya di akhirat.

Ya Allah limpahilah rizki bertemu denganMu di dunia maupun di akhirat, limpahilah rizki menikmati taqarrub denganMu dan memandangMu, jadikanlah kami dari golongan orang yang rela kepadaMu dibanding selain diriMu.



“Ya Allah berikanlah kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat dan lindungi kami dari siksa api neraka.”

(Majelis ke 2) FAQIR (Fathur-Rabbany)

Beliau mengatakan:
Kontramu dengan Allah swt, akan mengusirmu dan menghilangkan dirimu dari Allah. Kembalilah dirimu dari sikap kontramu sebelum engkau dihantam, dihinakan dan dinistakan oleh ular-ular bencana dan kalajengking cobaan. Betapa pedihnya rasa cobaan, apalagi jika engkau terpedaya. Karena itu anda jangan bergembira dengan apa karena apa yang ada di tangan anda pasti sirna. Allah Ta’ala berfirman:



“Sehingga ketika mereka bergembira atas apa yang mereka dapatkan, tiba-tiba Kami mengambil mereka seketika…” (Al-Qur’an)



Meraih anugerah keuntungan dari Allah Ta’ala harus ditempuh dengan kesabaran. Karena itu Allah menguatkan berkali-kali tentang sabar itu. Kefakiran (rasa butuh kepada Allah) dan kesabaran tidak akan pernah bertemu kecuali bagi kewajiban orang beriman.

Sedangkan para pecinta yang senantiasa mendapat cobaan, lalu mereka menjadi sabar, terlimpahi ilham untuk berbuat kebaikan beriringan dengan cobaan dan ujiannya, senantiasa bersabar atas sesuatu yang yang baru terjadi dari Allah Ta’ala.



Kalau bukan karena kesabaran, anda semua tidak akan pernah bertemu denganku. Aku telah membuat jebakan untuk memburu burung, dari satu malam ke malam berikutnya, yang membuatku terus terjaga dan membuatku sunyi dari orang ketika di siang hari dengan mata yang terpejam. Seorang lelaki yang terikat oleh jaring-jaring jebakan, dan itu pun dilakukan demi kemaslahatan anda semua, sementara anda semua tidak mengerti.

Kalau bukan demi berselaras dengan Allah ta’ala, bagaimana mungkin orang berakal mau bergaul dengan penduduk negeri yang telah dibutakan hatinya oleh riya’, kemunafikan dan kezaliman, bercampurbaurnya syubhat dan keharaman? Betapa banyak nikmat-nikmat Allah telah dikufuri, sementara terjadi kolusi luarbiasa untuk menciptakan kefasikan dan penyimpangan. Betapa banyak orang lumpuh di rumahnya sendiri, orang zindiq dalam kedai minumnya, orang jujur di atas kursinya. Kalau bukan karena sebuah aturan, niscaya aku bicara tentang hal-hal yang ada di rumah-rumah kalian. Namun bagiku ada fondasi yang harus kubangun. Aku punya anak-anak yang butuh pendidikan. Seandainya tersingkap sebagian apa yang ada dalam diriku, itu bisa menjadi penyebab berpisahnya diriku dengan diri kalian semua, lalu terlempar dalam jejak-jejak yang menghancurkan.



Karena itu tutuplah pintu-pintu kemakhlukan (dari hatimu) dan bukalah pintu-pintu antara dirimu dengan Allah. Akuilah dosa-dosamu, mohonlah maaf kepadaNya atas keteledoranmu selama ini. Yakinlah, bahwa sesungguhnya tidak ada yang bisa membahayakan, memberikan manfaat, yang memberikan anugerah, tidak ada yang bisa mencegah, kecuali Allah Ta’ala semata. Dengan demikian, kebutaan mata hatimu akan sirna, lalu mata hati terbuka bergerak, hingga membuka mata kepalamu.



19



Wahai anak-anakku…. Persoalan sesungguhnya bukan memakai pakaian kumal atau pun makanan kasar. Persoalan sesungguhnya adalah kezuhudan dalam hatimu. Awal mula yang dipakai oleh shiddiqun adalah pakaian wol dalam hatinya, lalu terefleksi kesederhanaan itu dalam lahiriyahnya. Ia memakai pakaian itu dalam rahasia batinnya, lalu dalam hatinya, kemudian untuk menutup nafsunya, lalu fisiknya. Ketika secara keseluruhan dirinya menggunakan pakaian sederhana, maka tibalah tangan-tangan lembut dan kinasih serta tangan anugerah, sampai akhirnya berubah drastis dalam tragedi ini. Ia copot baju hitamnya dan diganti dengan baju kegembiraan pesta, ia ganti penderitaan dengan kenikmatan, ia ganti dendam dengan keceriaan, ia rubah ketakutan dengan rasa aman, ia rubah rasa jauh menuju rasa dekat, rasa fakir menuju rasa cukup.



Wahai anak-anakku, raihlah bagian dengan tangan zuhud, bukan dengan tangan ambisi pribadi. Orang yang makan dengan menangis, berbeda dengan orang yang makan dengan tertawa. Makanlah bagian itu, dan hatimu bersama Allah Ta’ala. Anda akan selamat dari keburukannya. Jika engkau makan dari resep dokter atau ahli kesehatan tentu itu lebih baik daripada anda makan sendiri, tanpa anda tahu asal usulnya makanan itu, sehingga, menyebabkan hatimu keras jauh dari amanah, sementara anda benar-benar kehilangan rahmat. Hilang pula amanah syariah di sisimu, karena kalian telah meninggalkan dan mengkhianatinya. Sungguh celaka, jika amanah kalian sia-siakan.



Jagalah mahkotamu itu bersama Tuhanmu Azza wa Jalla. Waspadalah atas ancamanNya, karena siksaNya begitu dahsyat. Siksa itu bisa merebut rasa amanmu, rasa sehat afiatmu, foya-foya dan sukacitamu. Taatlah kepadaNya, karena Dia adalah Tuhan langit dan bumi. Jagalah nikmatNya dengan syukur. Terimalah perintah dan laranganNya dengan patuh dan taat. Terimalah kesukaran dariNya dengan kesabaranmu, dan terimalah dengan syukurmu atas kemudahanNya.



Karena demikian adalah perilaku pendahulumu, dari para Nabi, para Rasul dan orang-orang yang saleh, yang senantiasa bersyukur atas nikmat dan bersabar atas cobaan. Tegaslah terhadap kemaksiatan. Terimalah ketaaatan. Jagalah aturanNya, dan ketika datang kemudahan bersyukurlah. Sebaliknya jika yang datang kesukaran bertobatlah dari dosa-dosamu, lalu debatlah, lawanlah hawa nafsumu. Karena Allah tak pernah menzalimi

Maka dari itu ingatlah maut dan resiko sesudah maut. Ingatlah Tuhan Yang maha agung dan Luhur, hisab dan pengawasanNya padamu.Bangunlah, sampai kapan kamu semua tidur terlelap, sampai kapan kamu terlempar dalam kebodohan dan keluar masuk dalam kebatilan? Bergelimang dengan nafsu, hawa, dan kebiasan-kebiasaan. Kenapa? Kenapa tidak mendidiknya demi ibadah kepada Allah dan mengikuti aturan hukumNya. Padahal ibadah itu meninggalkan kebiasan-kebiasaan nafsu, kenapa tidak mendidik dirimu dengan adab Qur’an dan sunnah?



Anak-anak muridku…..Jangan bergaul dengan banyak orang disertai kebutaan hati, ketololan disertai kealpaan dan kelelapan. Bergaulah dengan mereka, dengan matahati, ilmu dan keterjagaan jiwa. Jika anda temukan hal yang terpuji dari mereka, ikutilah, dan jika ada yang menyeretmu pada keburukan, jauhilah dan tolak. Engkau berada dalam alpa total, alpa dari Allah Azza wa Jall. Makanya, anda harus bangkit, disiplin dengan masjid, memperbanyhak sholawat kepada Nabi SAW.

Nabi saw, bersabda:



“Seandainya neraka turun dari langit, tak ada yang selamat kecuali ahli masjid.”



Jika kalian semua menunaikan sholat, totalkan sholatmu hanya kepada Allah Ta’ala, dan karena itu Rasulullah saw, bersabda, “Yang paling dekat bagi hamba pada Tuhannya, apabila hamba sedang bersujud.”



Duh.. celaka kalian. Kenapa kalian sering membuat ulah dan mencari-cari keringanan? Orang yang mencari-cari takwil demi seleranya sesungguhnya terpedaya. Padahal jika kita merengkuh ‘azimah (pr insip), dan kita bergantung pada Ijma’, sementara amal kita ikhlas, maka kita pun akan bersih bersama Allah Ta’ala. Lalu bagaimana bisa terjadi jika anda malah merekayasa azimah, mencari jalan kemudahan nafsu, lalu para pemegang teguh azimah sirna?



Inilah zaman rukhsoh, bukan zaman ‘azimah. Inilah zaman riya’ dan kemunafikan, dimana harta didapat dengan cara tidak benar. Betapa banyak orang yang sholat, puasa, zakat, haji, dan berbuat baik untuk makhluk, bukan untuk Khaliq. Dan mayoritas yang memenuhi alam semesta ini adalah demi kepentingan sesama makhluk, bukan demi Khaliq. Kalian semua telah mati jiwa, menghidupkan nafsu dan hawa nafsu untuk dunia.

Padahal hidupnya hati ketika keluar dari kepentingan makhluk dan teguh bersama Allah Azza wa Jalla.



Hidupnya hati dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah azza wa Jalla. Hidupnya hati dengan sabar atas Qodlo, Qodar dan ujianNya.

Wahai anak muridku…Serahkan dirimu kepadaNya dalam soal kepastianNya. Bangunlah bersamaNya dalam soal itu. Perkara itu butuh fondasi, lalu butuh bangunan, dan dawamkan setiap waktu, siang dan malammu. Karena itu, waspadalah. Tafakkurlah dalam masalah hatimu.



Jika engkau melihat kebajikan, bersyukurlah. Jika engkau melihat keburukan bertobatlah. Dengan tafakkur ini agamamu akan hidup dan matilah syetanmu. Karena itu dikatakan, tafakkur sejam lebih baik dibanding bangun sepanjang malam.



Wahai ummat Muhammad, bersyukurlah kepada Allah Ta’ala yang telah menerima amalmu yang sedikit dengan menyandarkan kepada amal pendahulumu. Sebab kalian semua adalah yang terakhir di dunia, tetapi yang pertama di hari kiamat. Jika kalian benar, maka tak ada yang lebih benar menandingi kalian. Kalian semua adalah para pemuka dan pemimpin, sedangkan umat lain adalah rakyat. Tetapi jika sepanjang anda masih duduk di rumah nafsumu dan watakmu, sulit untuk menjadi benar. Jika sepanjang anda bangkit bersama makhluk dan terpaku terhadap apa yang ada di tangan mereka, dengan menarik mereka melalui riya’ dan kemunafikan anda, sungguh tetap tidak benar bagi anda. Sepanjang anda masih ambisi dunia, sepanjang hati anda masih bersiteguh pada selain Allah, tidak ada yang dibenarkan. Ya Allah berilah kami rizki, untuk senantiasa di sisiMu.



Tuhan, berikanlah kami kebajikan di dunia, dan kebajikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksa neraka.